"UMKM: Pilar Utama Penyedia Lapangan Kerja di Tengah Tantangan Ekonomi"
Saat ini, banyak masyarakat Indonesia yang menghadapi tantangan besar dalam mencari pekerjaan, baik di sektor formal maupun non-formal.Â
Masalah ini semakin kompleks dengan bertambahnya usia, yang sering kali menjadi hambatan dalam mendapatkan pekerjaan tetap, serta rendahnya tingkat pendidikan kewirausahaan di sekolah-sekolah.Â
Meskipun sektor industri besar atau lembaga pemerintah memiliki kapasitas untuk menyerap tenaga kerja, kenyataannya banyak pekerjaan yang ditawarkan bersifat sementara, dengan jangka waktu kontrak yang terbatas.Â
Di tengah situasi ini, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu solusi yang dapat menjawab masalah pengangguran, sekaligus menciptakan peluang ekonomi yang lebih mandiri dan berkelanjutan bagi masyarakat.
Pentingnya UKM dalam Menyerap Tenaga Kerja
UKM, khususnya usaha mikro, merupakan sektor yang memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja.Â
Dalam banyak kasus, usaha mikro dapat menampung banyak pekerja dalam skala kecil yang tidak terjangkau oleh sektor-sektor lainnya.Â
Usaha mikro memberikan peluang kerja yang lebih fleksibel, memungkinkan banyak orang dari berbagai latar belakang pendidikan untuk berpartisipasi.Â
Selain itu, UMKM dapat beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan kebutuhan pasar, sehingga lebih mampu bertahan dalam situasi yang penuh ketidakpastian, seperti saat resesi ekonomi atau krisis tenaga kerja.
Berdasarkan data, UMKM menjadi sektor yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia dibandingkan sektor formal lainnya.Â
Sebagaimana diketahui bahwa pengguran merupakan masalah di era millenial ini, di Jawa Tengah,angka pengguran mencapai  1,08 juta orang.
UMKM tidak hanya menyediakan pekerjaan bagi pemilik usaha tetapi juga bagi pekerja lain yang terlibat dalam kegiatan usaha tersebut.Â
Sebagai contoh jumlah UKM di Salatiga mencapai 23.622 pada tahun 2023 (berdasarkan data Koperasi dan UMKM Kota Salatiga).
Keterbatasan Pendidikan Kewirausahaan di Sekolah
Salah satu kendala utama dalam menciptakan lebih banyak wirausahawan adalah minimnya pendidikan kewirausahaan di sekolah-sekolah.Â
Kurikulum yang ada di sebagian besar lembaga pendidikan lebih fokus pada persiapan untuk menjadi pekerja daripada pengusaha.Â
Meskipun beberapa sekolah menengah dan perguruan tinggi telah mulai memasukkan materi kewirausahaan dalam kurikulum mereka, masih banyak lembaga yang belum memberikan cukup perhatian pada hal ini.Â
Sebagian besar siswa masih lebih banyak diajarkan untuk bekerja sebagai karyawan daripada bagaimana cara memulai dan mengelola usaha sendiri.
Selain itu, banyak pelatihan kewirausahaan yang diberikan di tingkat pendidikan formal kurang praktis dan tidak menyiapkan siswa untuk menghadapi tantangan nyata di dunia usaha.Â
Kewirausahaan membutuhkan keterampilan praktis, kreativitas, serta kemampuan untuk mengambil risiko dan mengelola kegagalan.Â
Job Fair: Solusi Jangka Pendek dengan Kualifikasi Khusus
Job fair atau bursa kerja menjadi salah satu cara yang sering dilakukan oleh pemerintah dan lembaga pendidikan untuk membantu lulusan mencari pekerjaan.Â
Meskipun job fair dapat memberikan banyak informasi terkait peluang kerja, kenyataannya solusi ini sering kali bersifat jangka pendek.Â
Hal ini terjadi karena banyak posisi pekerjaan yang ditawarkan membutuhkan keterampilan atau kualifikasi tertentu yang tidak dimiliki oleh sebagian besar pencari kerja, khususnya mereka yang memiliki pendidikan rendah atau keterampilan terbatas.
Selain itu, job fair sering kali diikuti oleh banyak pencari kerja, yang menyebabkan tingkat persaingan yang sangat tinggi.Â
Bagi mereka yang tidak memiliki keterampilan atau pengalaman yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, peluang untuk mendapatkan pekerjaan tetap sangat kecil.Â
Pekerjaan dengan Upah Minim: Mengapa UKM Menjadi Pilihan
Meskipun banyak pekerjaan formal yang menawarkan upah sesuai dengan Upah Minimum Regional (UMR), kenyataannya upah tersebut sering kali tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.Â
Biaya hidup yang terus meningkat, terutama di kota-kota besar, membuat banyak pekerja, terutama yang sudah berkeluarga, merasa tertekan dengan penghasilan mereka.Â
Hal ini memaksa mereka untuk mencari cara lain untuk menambah penghasilan, salah satunya dengan membuka usaha mikro.
UMKM memberikan kesempatan bagi individu untuk menciptakan sumber pendapatan tambahan atau bahkan menjadi sumber pendapatan utama.Â
Dengan modal yang relatif kecil dan risiko yang lebih terkontrol, banyak orang yang memulai usaha sendiri, seperti berdagang atau membuka usaha rumahan.Â
Kegiatan usaha ini tidak hanya memberikan manfaat secara finansial, tetapi juga memberikan kebebasan dan fleksibilitas bagi para pelaku usaha untuk mengatur waktu dan sumber daya mereka sendiri.
Perluya Memberdayakan Keterampilan Diri
Selain memberikan peluang kerja, UMKM juga dapat memberdayakan keterampilan yang dimiliki oleh individu.Â
Banyak orang yang memiliki keterampilan khusus, seperti membuat makanan, kue, kerajinan tangan, atau bahkan jasa tertentu, yang dapat dimanfaatkan untuk menciptakan usaha mikro.Â
Dengan memanfaatkan keterampilan tersebut, mereka tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan pribadi, tetapi juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain.
Contohnya, seseorang yang pandai membuat makanan atau kue dapat membuka usaha rumahan yang tidak hanya menjual produk, tetapi juga memberikan peluang bagi tetangga atau anggota keluarga untuk bekerja bersamanya.Â
Ini menunjukkan bahwa UKM bukan hanya solusi jangka pendek, tetapi juga dapat menciptakan ekonomi yang mandiri dan berkelanjutan.Â
Pemberdayaan keterampilan individu dalam usaha mikro memberikan peluang yang lebih luas bagi masyarakat untuk menciptakan pekerjaan sendiri dan tidak bergantung pada sektor formal yang terbatas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H