Untuk itu, menurut Aristoteles, pemerintahan yang benar adalah pemerintahan yang mampu menegakkan supremasi hukum secara adil.
Meski kerap terpinggirkan, warga negara sejatinya tetap mampu berperan dalam demokrasi. Mereka bukan hanya obyek dalam sistem politik, melainkan subyek yang memiliki hak dan tanggung jawab.Â
Pendidikan politik yang berkesinambungan dapat membantu meningkatkan partisipasi warga negara dalam menjaga kualitas demokrasi.
Demokrasi dan Kekecewaan
Pesta demokrasi seringkali berubah menjadi wadah kekecewaan. Harapan rakyat untuk memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan positif sering kali pupus setelah pemilihan selesai.Â
Demokrasi yang idealnya menjadi momentum refleksi dan perayaan, justru menjadi pengalaman yang menyakitkan.
Demokrasi yang bermartabat membutuhkan kerja sama dan komitmen semua pihak.Â
Rakyat harus diberdayakan untuk menjadi subyek dalam demokrasi, sementara pemimpin harus menunjukkan integritas dan dedikasi untuk kepentingan bersama.Â
Dengan menjadikan hukum sebagai landasan dan warga negara sebagai pelaku aktif, demokrasi di Indonesia dapat hidup kembali sebagai kekuatan untuk kemajuan bangsa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H