Mereka yang hidup dalam kebenaran dan terbuka terhadap kehendak Allah akan mengenali suara Yesus sebagai Sang Gembala.
Sebagai Raja, Yesus menunjukkan teladan pemimpin yang rendah hati dan rela berkorban demi keselamatan umat-Nya. Dia mengundang semua orang untuk masuk ke dalam Kerajaan-Nya, yang melampaui batas-batas duniawi dan memberikan pengharapan kekal. Â
Kerajaan Allah adalah Pusat
Dalam Kerajaan Allah, Tuhan adalah Raja, dan umat-Nya dipanggil untuk hidup dalam ketaatan, kasih, dan penyerahan total kepada kehendak-Nya.
Konsep ini menjadi dasar panggilan gereja untuk memperluas misi Allah di dunia. Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua orang memprioritaskan Kerajaan Allah.Â
Ada individu yang lebih memilih membangun "kerajaan pribadi" mereka sendiri, yang sering kali bertentangan dengan tujuan Allah. Â
Motivasi EgoisÂ
Beberapa pemimpin mungkin menggunakan posisi mereka untuk mencari pengaruh, kekayaan, atau pengakuan, daripada melayani dengan kerendahan hati.Â
Hal ini menjadi ancaman serius bagi pertumbuhan gereja karena fokus bergeser dari Kristus kepada individu tertentu. Ketika gereja dipimpin dengan motivasi seperti ini, esensi pelayanan tergantikan oleh ambisi pribadi. Â
Akibat dari membangun kerajaan pribadi adalah melemahnya kepemimpinan Kristen. Kepemimpinan yang seharusnya melayani dengan hati Kristus sering kali terjebak dalam persaingan, iri hati, dan ambisi duniawi.Â
Ketika para pemimpin tidak bersatu dalam misi Allah, gereja tidak dapat berfungsi secara maksimal sebagai tubuh Kristus. Dalam keadaan seperti ini, kesaksian gereja di dunia menjadi rusak. Â