Solidaritas sosial dalam tradisi tahlil juga terwujud melalui sumbangan yang diberikan oleh para tamu kepada keluarga yang berduka.Â
Hal ini mencerminkan bahwa tradisi tahlil tidak hanya sebagai ritual doa, tetapi juga sebagai sarana untuk berbagi dan memperkuat ikatan sosial di antara warga.
Saling Membantu tanpa Membeda-bedakan
Pengalaman menarik di Desa Sekayu ini juga dirasakan oleh Eben, seorang mahasiswa asal Pati yang sedang menjalani praktik pelayanan di daerah tersebut.Â
Eben merasa senang bisa terlibat dalam kegiatan tahlil dan merasakan langsung semangat gotong royong warga.Â
Ia terkesan dengan bagaimana warga sekitar, terutama warga bapak-bapak, saling membantu tanpa memandang perbedaan latar belakang.Â
Bagi Eben, momen ini menjadi pengalaman berharga dalam memahami budaya lokal dan melihat nilai-nilai kebersamaan yang masih kuat terjaga di masyarakat.
Selain itu, tahlil di Desa Sekayu juga sering dilaksanakan dengan dukungan dari pihak di luar warga Muslim. Sebagai contoh, gereja lokal seperti GJKI Sekayu kadang menyediakan fasilitas untuk acara tahlil ini.Â
"Meskipun acara ini merupakan tradisi keagamaan dalam Islam, gereja dengan tulus menyediakan tempat bagi kegiatan tersebut," ungkap Yohanes Paimin, pemimpin rohani di Sekayu.Â
Ini mencerminkan sikap toleransi dan kerukunan antarumat beragama yang hidup di Indonesia, khususnya di Desa Sekayu, Kabupaten Magelang.Â
Tindakan ini menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan bukanlah penghalang bagi masyarakat untuk saling menghargai dan membantu.