Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Iman yang Rasional: Iman dengan Nalar, Logika, dan Tindakan

16 November 2024   01:04 Diperbarui: 16 November 2024   06:56 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komitmen dalam Bertindak

Lebih jauh lagi, iman yang rasional juga mengandung fokus dan ketekunan. Setiap tindakan yang diambil haruslah terarah dan terukur, bukan sekadar mengikuti arus atau mengikuti dorongan hati tanpa tujuan yang jelas. 

Hal ini tercermin dalam kisah-kisah dalam Alkitab yang menggambarkan iman yang bukan hanya sebatas keyakinan, tetapi juga sebuah komitmen untuk bertindak dengan cara yang bijaksana dan tepat waktu.

Sebagai contoh, kita dapat melihat kisah Raja Yosafat yang memimpin bangsa Israel untuk melawan bangsa Amon. 

Yosafat menunjukkan iman yang tidak hanya bergantung pada kekuatan Tuhan, tetapi juga pada perencanaan dan tindakan nyata. 

Ia mempersiapkan diri dan bangsanya dengan tindakan yang penuh hikmat, berdoa, dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan, namun tetap dengan strategi yang jelas. 

Ini menunjukkan bahwa iman yang rasional tidak berarti mengabaikan usaha manusia, tetapi justru menggabungkan antara keyakinan dan perencanaan yang matang.

Strategi melalui Iman 

Selain itu, kisah para hakim Israel juga memberikan pelajaran penting tentang bagaimana iman membutuhkan strategi. 

Ketika bangsa Israel berada dalam kondisi terjajah, para hakim yang dipilih oleh Tuhan untuk memimpin mereka tidak hanya mengandalkan doa dan iman semata, tetapi juga memiliki taktik dan strategi dalam menghadapi musuh. 

Mereka menyusun kekuatan, memilih waktu yang tepat untuk bertindak, dan memimpin umat dengan kebijaksanaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun