Komitmen dalam Bertindak
Lebih jauh lagi, iman yang rasional juga mengandung fokus dan ketekunan. Setiap tindakan yang diambil haruslah terarah dan terukur, bukan sekadar mengikuti arus atau mengikuti dorongan hati tanpa tujuan yang jelas.Â
Hal ini tercermin dalam kisah-kisah dalam Alkitab yang menggambarkan iman yang bukan hanya sebatas keyakinan, tetapi juga sebuah komitmen untuk bertindak dengan cara yang bijaksana dan tepat waktu.
Sebagai contoh, kita dapat melihat kisah Raja Yosafat yang memimpin bangsa Israel untuk melawan bangsa Amon.Â
Yosafat menunjukkan iman yang tidak hanya bergantung pada kekuatan Tuhan, tetapi juga pada perencanaan dan tindakan nyata.Â
Ia mempersiapkan diri dan bangsanya dengan tindakan yang penuh hikmat, berdoa, dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan, namun tetap dengan strategi yang jelas.Â
Ini menunjukkan bahwa iman yang rasional tidak berarti mengabaikan usaha manusia, tetapi justru menggabungkan antara keyakinan dan perencanaan yang matang.
Strategi melalui ImanÂ
Selain itu, kisah para hakim Israel juga memberikan pelajaran penting tentang bagaimana iman membutuhkan strategi.Â
Ketika bangsa Israel berada dalam kondisi terjajah, para hakim yang dipilih oleh Tuhan untuk memimpin mereka tidak hanya mengandalkan doa dan iman semata, tetapi juga memiliki taktik dan strategi dalam menghadapi musuh.Â
Mereka menyusun kekuatan, memilih waktu yang tepat untuk bertindak, dan memimpin umat dengan kebijaksanaan.