Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ujian Nasional: Masih Relevankah untuk Pendidikan di Indonesia saat ini?

13 November 2024   00:39 Diperbarui: 13 November 2024   16:45 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Siswa  dan siswi di Sekolah sedang Mengikuti Ujian Nasional/ https://disdik.sumbarprov.go.id

Hal ini menunjukkan adanya upaya untuk memberikan keleluasaan kepada sekolah dalam menyesuaikan penilaian dengan kondisi dan kebutuhan lokal. 

Kesenjangan Makin Melebar 

Sekolah-sekolah di daerah perkotaan yang memiliki fasilitas lebih baik dan akses ke guru-guru yang terlatih seringkali memiliki hasil yang lebih baik daripada sekolah-sekolah di daerah terpencil.

Di sisi lain, banyak pihak yang mendukung pemberlakuan kembali UN berargumen bahwa ujian nasional diperlukan untuk menjaga standar pendidikan yang setara di seluruh Indonesia. 

Sebagai ujian yang dilaksanakan serentak, UN memiliki peran untuk memetakan kualitas pendidikan dan memberikan data yang objektif tentang pencapaian siswa. 

Hal ini terutama penting dalam negara dengan wilayah yang sangat luas dan beragam seperti Indonesia, di mana kualitas pendidikan dapat sangat bervariasi antara satu daerah dengan daerah lainnya. 

Tanpa adanya UN, risiko adanya kesenjangan yang semakin lebar antara daerah kaya dan miskin dalam hal pendidikan bisa semakin besar.

Namun, mengembalikan UN juga memiliki potensi untuk memperburuk sistem yang sudah ada, terutama jika ujian tersebut kembali dijadikan satu-satunya penentu kelulusan. 

Jika fokus kembali pada UN sebagai standar kelulusan, ada risiko bahwa pendidikan akan kembali terjebak dalam sistem yang berorientasi pada ujian semata, mengorbankan perkembangan karakter, keterampilan berpikir kritis, dan kemampuan sosial yang seharusnya menjadi tujuan utama dari pendidikan.

Solusi Pendidikan Inklusi

Dengan demikian, solusi terbaik mungkin bukan sekadar mengembalikan atau menghapuskan UN, tetapi lebih pada menciptakan sistem penilaian yang lebih inklusif dan berbasis kompetensi. 

Sebagai contoh, bisa dipertimbangkan untuk memadukan hasil ujian dengan evaluasi berbasis proyek, penilaian diri, serta portofolio yang menggambarkan kemampuan siswa secara lebih holistik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun