Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ujian Nasional: Masih Relevankah untuk Pendidikan di Indonesia saat ini?

13 November 2024   00:39 Diperbarui: 13 November 2024   16:45 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Siswa  dan siswi di Sekolah sedang Mengikuti Ujian Nasional/ https://disdik.sumbarprov.go.id

Banyak pihak berpendapat bahwa UN hanya mengukur kemampuan siswa dalam menghafal dan menjawab soal-soal berbasis pengetahuan tertulis, tanpa memperhitungkan aspek penting lainnya seperti kreativitas, keterampilan sosial, atau kemampuan berpikir kritis. 

Dalam sistem yang sangat terpusat ini, para siswa lebih cenderung terjebak dalam pola belajar untuk ujian, ketimbang mengembangkan keterampilan yang lebih aplikatif dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja atau kehidupan sehari-hari.

Dampak Psikologis

Selanjutnya, salah satu alasan utama mengapa banyak pihak menilai bahwa UN perlu dievaluasi adalah dampaknya terhadap psikologis siswa. 

Tekanan untuk lulus ujian nasional sering kali menjadi beban berat bagi banyak siswa, terutama di kalangan mereka yang berprestasi rendah atau memiliki keterbatasan dalam mengakses sumber daya pendidikan yang memadai. 

Ketakutan akan kegagalan sering kali menciptakan kecemasan yang berlebihan, bahkan hingga mengarah pada stres atau masalah kesehatan mental lainnya. 

Dalam hal ini, kebijakan pendidikan yang terlalu bergantung pada ujian tunggal dapat memperburuk masalah ketimpangan sosial dan menambah beban siswa.

Sebagai alternatif, pada 2015, kebijakan kelulusan mulai dialihkan kepada Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN), yang memberikan sekolah lebih banyak kewenangan dalam menentukan kelulusan siswa. 

Meskipun soal-soalnya masih disiapkan oleh pemerintah pusat, kebijakan ini memungkinkan penilaian yang lebih beragam, mencakup aspek kompetensi lainnya, seperti proyek, presentasi, dan kerja kelompok. 

Peralihan ini bertujuan untuk meringankan beban siswa dan memberikan ruang bagi penilaian yang lebih holistik, yang mencakup tidak hanya pengetahuan tetapi juga keterampilan lain yang lebih praktis.

Namun, kebijakan USBN pun tidak bertahan lama. Pada 2018, USBN digantikan dengan Ujian Sekolah (US), di mana masing-masing sekolah diberikan kebebasan lebih besar dalam menentukan sistem penilaiannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun