Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Deep Learning Sebagai Pendekatan dalam Belajar di Era Digital: Bukan Kurikulum

9 November 2024   18:42 Diperbarui: 9 November 2024   19:19 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi murid sedang belajar/pixabay.com

Deep learning dalam konteks pendidikan seringkali disalahpahami sebagai kurikulum baru yang akan diterapkan di sekolah-sekolah.  

Terutama setelah pernyataan viral di media sosial yang menyebutkan bahwa pendekatan ini akan menggantikan Kurikulum Merdeka. 

Namun, seperti yang dijelaskan oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti, "deep learning bukanlah kurikulum", melainkan sebuah pendekatan belajar yang bertujuan meningkatkan kapasitas siswa dalam memahami konsep secara lebih mendalam dan aplikatif.

Memahami Deep Learning dalam Pendidikan

Dalam konteks pendidikan, deep learning mengacu pada pendekatan belajar yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan memahami konsep secara mendalam, bukan hanya sekadar menghafal fakta. 

Ini berbeda dengan pendekatan tradisional yang cenderung menekankan penguasaan materi secara dangkal untuk tujuan tes atau ujian. 

Deep learning melibatkan proses berpikir kritis, pemecahan masalah, dan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, di mana siswa diharapkan mampu mengaplikasikan pengetahuan mereka dalam situasi nyata.

Manfaat Deep Learning dalam Pendidikan

Penerapan deep learning sebagai pendekatan pembelajaran memiliki sejumlah manfaat yang relevan dengan tantangan pendidikan di era digital:

1. Pengembangan Keterampilan

Era digital menuntut keterampilan seperti berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital. Deep learning mendorong siswa untuk mengembangkan keterampilan ini melalui proyek dan tugas yang menuntut pemahaman mendalam dan aplikasi konsep dalam konteks dunia nyata.

2. Pembelajaran yang Lebih Personal

Pendekatan ini memungkinkan pembelajaran yang lebih personal, di mana siswa dapat mengeksplorasi topik yang menarik minat mereka secara lebih mendalam. 

Dengan bantuan teknologi digital, guru dapat memberikan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa, sehingga meningkatkan motivasi dan hasil belajar.

3. Penggunaan Teknologi untuk Pembelajaran Mendalam

Teknologi seperti jaringan saraf tiruan dan algoritma deep learning dalam AI (Artificial Intelligence) telah banyak digunakan dalam berbagai bidang. 

Dalam pendidikan, pendekatan deep learning dapat diadaptasi melalui penggunaan aplikasi berbasis AI yang membantu siswa menganalisis data dan menghasilkan wawasan yang mendalam tentang topik tertentu.

Tantangan dalam Implementasi

Walaupun memiliki potensi besar, penerapan deep learning dalam pendidikan tidak lepas dari tantangan. Salah satunya adalah 'kesiapan guru dan siswa' dalam mengadaptasi pendekatan ini. 

Guru perlu mendapatkan pelatihan untuk menerapkan metode pengajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar secara mendalam. 

Di sisi lain, siswa yang terbiasa dengan metode pembelajaran tradisional mungkin membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan pendekatan yang lebih eksploratif ini.

Selain itu, 'akses terhadap teknologi' juga menjadi kendala, terutama di daerah yang kurang terjangkau fasilitas digital. 

Pendekatan deep learning yang memanfaatkan teknologi memerlukan perangkat keras dan lunak yang mumpuni, serta koneksi internet yang stabil. 

Untuk itu, pemerintah dan institusi pendidikan perlu menyediakan infrastruktur yang memadai agar penerapan metode ini dapat berjalan optimal.

Pernyataan Abdul Mu'ti menegaskan bahwa deep learning merupakan pendekatan pedagogis, bukan sebuah kurikulum baru. 

Pendekatan ini berfokus pada peningkatan kualitas pemahaman siswa melalui pembelajaran yang mendalam dan aplikatif, serta melibatkan proses berpikir kritis. 

Deep learning di era digital menawarkan potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi memerlukan upaya adaptasi dari berbagai pihak, baik dari guru, siswa, maupun institusi pendidikan itu sendiri. 

Dengan mengadopsi pendekatan ini, diharapkan proses belajar di sekolah dapat lebih relevan dan aplikatif, sesuai dengan kebutuhan zaman yang semakin kompleks dan dinamis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun