Menghilangkan stigma atau rasa malu dalam berbicara tentang seks adalah langkah pertama yang perlu diambil oleh orang tua.
Pendekatan yang penuh pengertian dan tanpa penghakiman akan menciptakan ruang yang aman bagi anak-anak untuk terbuka.Â
Sebaliknya, pembicaraan yang penuh penghakiman atau tekanan orang tua hanya akan menciptakan jarak dan membuat anak-anak enggan untuk berbagi.
Selain itu, sekolah juga memiliki peran penting dalam memberikan pendidikan seksual yang holistik.Â
Kurikulum yang dirancang dengan baik tidak hanya membahas soal kontrasepsi, tetapi juga bagaimana membangun hubungan yang sehat, memahami batasan, serta mengenali tanda-tanda bahaya.Â
Pendidikan seksual seharusnya tidak hanya sebatas biologis, tetapi juga melibatkan aspek emosional dan sosial yang sering kali lebih kompleks.
Di era digital ini, di mana informasi begitu mudah diakses, anak-anak sering kali mendapatkan informasi yang keliru atau tidak lengkap dari internet dan media sosial.Â
Dalam situasi ini, orang tua perlu menjadi sumber informasi yang dapat dipercaya.Â
Memberikan fakta yang benar dan sesuai dengan usia adalah kunci dalam membantu anak-anak membuat keputusan yang tepat.
Pengaruh Lingkungan terhadap Perilaku Remaja
Remaja hidup dalam lingkungan yang sangat beragam, yang mencakup keluarga, pergaulan dengan teman, sekolah, dan dunia luar lainnya. Pada masa remaja, individu mulai mengalami perubahan fisik dan emosional yang signifikan, termasuk perkembangan hasrat birahi.Â