Di tengah arus globalisasi yang sering kali memengaruhi cara berpikir dan bertindak, penting untuk tidak kehilangan jati diri.Â
Menghormati budaya sendiri adalah bentuk penghormatan terhadap leluhur dan identitas bangsa. Masyarakat yang menjaga budayanya akan lebih kuat menghadapi perubahan zaman tanpa harus kehilangan nilai-nilai aslinya.
Falsafah "ajining diri ono ing lathi, ajining rogo ono ing busana" juga menjadi pengingat agar setiap orang tidak melupakan nilai-nilai luhur warisan nenek moyang.Â
Nilai-nilai ini telah mengakar dan menjadi bagian dari identitas masyarakat, mengajarkan sopan santun, penghormatan, dan tanggung jawab.Â
Ketika kita menerapkan ajaran-ajaran luhur ini, kita turut melestarikan warisan budaya yang membentuk karakter bangsa dan menjaga agar nilai-nilai tersebut tidak terkikis oleh pengaruh asing.
Dengan memahami dan menerapkan falsafah ini, kita dapat menghidupkan kembali nilai-nilai budaya yang memperkuat moralitas dan etika dalam masyarakat.Â
Sebuah bangsa yang kuat adalah bangsa yang mampu menghormati dan mempertahankan budayanya, serta tetap menjunjung tinggi nilai-nilai universal yang mengutamakan kedamaian, penghormatan, dan kebijaksanaan dalam bertindak.
Oleh karena itu, penting bagi generasi muda untuk terus menggali dan menerapkan ajaran-ajaran luhur ini agar tetap relevan dan menjadi identitas yang kokoh bagi bangsa.Â
Melalui penghayatan falsafah Jawa ini, kita dapat menjaga harmoni dalam perbedaan, mempererat hubungan antarindividu, serta memperkaya kepribadian kita sebagai bangsa yang terhormat dan berbudaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H