Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kabinet Merah Putih dan Tantangan Efisiensi Anggaran

24 Oktober 2024   23:15 Diperbarui: 24 Oktober 2024   23:58 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kabinet Merah Putih/ setneg.go.id

Penambahan jumlah kementerian di Kabinet Merah Putih yang dipimpin Presiden Prabowo Subianto tentunya membawa implikasi anggaran yang signifikan. 

Pembentukan 48 kementerian---dari sebelumnya 34---serta penambahan pejabat negara dan wakil menteri, akan menambah kebutuhan biaya operasional, terutama untuk penyediaan gedung, fasilitas, serta gaji pegawai. 

Selain itu, biaya untuk mendukung aktivitas Direktorat Jenderal (Dirjen) dan lembaga-lembaga terkait, termasuk pembangunan dan pemeliharaan gedung di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota, juga dapat memperbesar beban anggaran negara.


Potensi pembengkakan anggaran ini menjadi salah satu kekhawatiran publik, terutama di tengah situasi ekonomi yang masih menghadapi tantangan pasca-pandemi dan dampak dari ketidakpastian ekonomi global. 

Setiap kementerian baru membutuhkan alokasi anggaran yang tidak hanya untuk penyediaan fasilitas fisik, tetapi juga untuk menjalankan program-program mereka. 

Sri Mulyani, sebagai Menteri Keuangan, harus memikirkan cara agar ekspansi ini tidak membebani keuangan negara secara berlebihan. 

Apalagi, dalam jangka panjang, pertambahan kementerian bisa meningkatkan biaya rutin yang harus dikeluarkan pemerintah setiap tahun.

Selain biaya fisik, penambahan birokrasi juga dapat memicu pembengkakan anggaran di sektor pegawai negeri. 

Lebih banyak kementerian dan lembaga berarti lebih banyak rekrutmen pegawai, baik di tingkat pusat maupun daerah. 

Gaji dan tunjangan untuk pegawai negeri sipil (PNS) di kementerian baru tentu akan menambah beban anggaran. 

Tidak hanya gaji, anggaran lain seperti biaya operasional harian, perjalanan dinas, dan fasilitas penunjang kerja juga akan meningkat.

Namun, di balik potensi pembengkakan anggaran ini, ada peluang untuk meningkatkan hasil yang bisa dinikmati oleh rakyat jika dikelola dengan baik. 

Penambahan kementerian diharapkan dapat mengoptimalkan pelayanan publik dengan membagi fokus kerja yang lebih spesifik. 

Misalnya, pemisahan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menjadi dua entitas terpisah memungkinkan masing-masing kementerian untuk fokus pada agenda dan program-program yang sesuai dengan mandatnya, sehingga lebih efektif dalam melayani masyarakat.

Jika kementerian-kementerian baru ini mampu mengelola tugas dan tanggung jawabnya secara efisien, rakyat dapat merasakan manfaat langsung berupa peningkatan kualitas pelayanan publik. 

Misalnya, kementerian baru yang fokus pada sektor-sektor strategis, seperti teknologi, ekonomi kreatif, kesehatan, atau pendidikan, dapat lebih responsif terhadap kebutuhan masyarakat di bidang tersebut. 

Selain itu, dengan adanya perwakilan kementerian di tingkat provinsi dan kabupaten/kota, kebijakan pemerintah pusat diharapkan dapat lebih cepat diterapkan dan disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

Potensi peningkatan hasil yang bisa dirasakan rakyat juga dapat muncul dalam bentuk percepatan pembangunan infrastruktur dan pengentasan kemiskinan. 

Dengan lebih banyak kementerian yang fokus pada sektor-sektor tertentu, upaya peningkatan pembangunan di daerah tertinggal atau kawasan perbatasan bisa lebih terkoordinasi. 

Misalnya, kementerian yang bertanggung jawab terhadap pembangunan wilayah bisa bekerja lebih intensif dalam merumuskan kebijakan dan program yang sesuai dengan kebutuhan daerah-daerah tersebut.

Namun, untuk memastikan bahwa hasil-hasil positif ini benar-benar bisa dinikmati oleh masyarakat, pengawasan dan transparansi dalam penggunaan anggaran menjadi faktor yang sangat penting. 

Pemerintah harus memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan benar-benar dialokasikan secara efektif untuk program-program yang memberikan dampak langsung kepada rakyat, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan birokrasi.

Selain itu, pemerintah perlu memastikan bahwa penambahan kementerian ini tidak hanya menambah beban birokrasi tanpa mempercepat pengambilan keputusan. 

Salah satu risiko dari bertambahnya struktur pemerintahan adalah potensi tumpang tindih tugas dan tanggung jawab antar kementerian, yang justru bisa memperlambat jalannya program-program penting. 

Untuk itu, koordinasi yang kuat antara kementerian harus terus diperbaiki, termasuk dengan memanfaatkan teknologi digital untuk mempercepat proses kerja.

Jika pemerintah berhasil menjaga efisiensi dalam penggunaan anggaran dan mencegah pembengkakan biaya yang tidak perlu, penambahan kementerian ini dapat menjadi investasi jangka panjang bagi rakyat. 

Hasil nyata yang diharapkan adalah terciptanya pemerintahan yang lebih responsif, pelayanan publik yang lebih baik, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui program-program yang lebih tepat sasaran.

Dalam jangka panjang, jika ekspansi kabinet ini benar-benar dioptimalkan, rakyat Indonesia bisa merasakan manfaat dari kebijakan yang lebih mendalam dan fokus pada sektor-sektor yang selama ini kurang diperhatikan. 

Sebaliknya, jika pembengkakan anggaran tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa menjadi beban tambahan bagi ekonomi negara dan justru mengurangi manfaat yang diharapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun