Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merayakan Kemakmuran dan Realitas Tantangan Ekonomi di Pedesaan Lereng Merbabu

20 Oktober 2024   07:10 Diperbarui: 29 Oktober 2024   21:20 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern ini, desa-desa di Indonesia terus berjuang untuk mencapai kesejahteraan ekonomi. Meskipun desa-desa menyimpan potensi besar dalam sektor agrikultur, pariwisata, dan ekonomi kreatif, banyak di antaranya yang menghadapi tantangan besar dalam meningkatkan kesejahteraan warganya. 

Tradisi Pedesaan

Salah satu tantangan tersebut adalah tingginya biaya untuk menjalankan kegiatan sosial dan budaya yang sangat erat kaitannya dengan tradisi masyarakat pedesaan. Seperti beberapa pedesaan yang berada di wilayah Lereng Merbabu

Kegiatan seperti "Saparan", "sadranan", "merti desa", dan berbagai acara adat lainnya tidak hanya melibatkan seluruh warga, tetapi juga membutuhkan kontribusi finansial yang tidak sedikit.

Acara Saparan, "Sadranan" dan "merti desa" adalah contoh tradisi yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat desa. 

Dalam acara tersebut setiap keluarga harus menyediakan makanan untuk menjamu tamu saat open house.

Sadranan, adalah tradisi ziarah ke makam leluhur, sedangkan Merti desa merupakan tradisi tahunan yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan atas panen yang melimpah. 

Tradisi ini memperkuat nilai kebersamaan dan gotong royong, tetapi di sisi lain, biaya untuk menyelenggarakannya menjadi beban berat bagi sebagian besar masyarakat desa yang penghasilannya terbatas.

Sumbangab untuk Kegiatan Sosial

Tingginya biaya sosial di pedesaan tidak hanya dirasakan pada momen-momen adat. Kegiatan sosial seperti pernikahan, khitanan, atau kegiatan keagamaan juga melibatkan pengeluaran yang signifikan. 

Setiap keluarga diharapkan untuk berkontribusi baik secara finansial maupun dengan memberikan tenaga. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun