Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Flexing Konten Hewan Peliharaan di Media Sosial

19 Oktober 2024   15:33 Diperbarui: 20 Oktober 2024   00:22 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang wanita berswafoto dengan seekor kucing /pixabay.com

Di era digital yang semakin maju, media sosial telah menjadi platform utama untuk berbagi berbagai momen kehidupan, termasuk interaksi dengan hewan peliharaan. 

Konten hewan peliharaan---terutama yang menampilkan kelucuan dan keimutan---telah menjadi salah satu tema paling dominan di beranda pengguna. 

Fenomena ini mendorong pertanyaan penting: mengapa banyak orang merasa perlu untuk membagikan momen-momen tersebut di platform media sosial?

Sebuah survei yang dilakukan oleh Mars Petcare US menunjukkan bahwa sekitar 65 persen pemilik hewan peliharaan secara teratur mengunggah konten tentang hewan peliharaan mereka, dengan rata-rata frekuensi dua kali dalam seminggu. 

Menariknya, 16 persen dari pemilik hewan peliharaan bahkan mengunggah lebih dari empat kali per minggu, dan 13 persen mengakui bahwa mereka lebih sering membagikan foto hewan peliharaan ketimbang anggota keluarga mereka. 

Temuan ini menunjukkan bahwa hewan peliharaan memiliki tempat yang signifikan dalam kehidupan sosial pemiliknya.

Selain itu, survei dari ManyPets menemukan bahwa sepertiga responden telah membuat akun media sosial khusus untuk hewan peliharaan mereka. 

Ini menunjukkan bahwa pemilik tidak hanya melihat hewan peliharaan sebagai teman, tetapi juga sebagai bagian integral dari identitas mereka di dunia digital. 

Salah satu alasan utama di balik kecenderungan ini adalah pengakuan bahwa hewan peliharaan dianggap sebagai anggota keluarga yang sah. 

Stacie Grissom, kepala konten di BarkBox, menjelaskan bahwa pandangan ini berbeda dengan generasi sebelumnya, di mana hewan peliharaan sering kali dipelihara di luar rumah dan hanya diperhatikan saat pemilik berada di rumah. 

Kini, hewan peliharaan, terutama anjing, sering kali dilibatkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, termasuk dalam perayaan keluarga.

Rasa cinta dan kebanggaan terhadap hewan peliharaan menjadi motivasi besar dalam berbagi konten. David Mitroff, CEO Piedmont Avenue Consulting, menyatakan bahwa hewan peliharaan mencerminkan identitas dan kepribadian pemiliknya. 

Dengan berbagi foto dan video hewan peliharaan, pemilik dapat mengekspresikan diri dan membagikan kebahagiaan yang mereka rasakan.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh jaringan seluler Three mengungkapkan fakta menarik: pengguna internet lebih suka membagikan foto kucing daripada swafoto. 

Rata-rata, lebih dari 3,8 juta foto dan klip kucing diunggah setiap hari, sementara swafoto hanya mencapai 1,4 juta. 

Temuan ini menunjukkan bahwa konten hewan peliharaan, khususnya kucing, memiliki daya tarik yang lebih kuat bagi pengguna media sosial, menyoroti bagaimana masyarakat memprioritaskan momen lucu hewan peliharaan dalam kehidupan mereka.

Lebih jauh lagi, satu dari lima pemilik kucing menciptakan akun atau persona daring untuk hewan mereka, karena mereka percaya bahwa hewan peliharaan mereka lebih menarik daripada diri mereka sendiri. 

Hal ini menunjukkan keinginan untuk menjelajahi identitas baru melalui hewan peliharaan, sekaligus menciptakan peluang untuk mendapatkan pengakuan sosial. 

Di sisi lain, 15 persen pemilik berharap hewan peliharaan mereka dapat menjadi bintang internet, mengikuti jejak hewan-hewan terkenal seperti Grumpy Cat dan Nyan Cat.

Dalam konteks berbagi konten, platform media sosial seperti WhatsApp, Twitter, dan Vine semakin banyak digunakan oleh pemilik hewan untuk menampilkan momen lucu. Pinterest juga menjadi tempat populer untuk berbagi video hewan peliharaan. 

Data menunjukkan bahwa pemilik hewan peliharaan yang paling aktif secara daring adalah mereka yang berusia antara 18 hingga 34 tahun, yang menggunakan Instagram dan Snapchat sebagai sarana utama untuk berbagi foto dan video hewan kesayangan mereka.

Lianne Norry, direktur merek dan komunikasi di Three UK, menekankan pentingnya kemudahan teknologi dalam berbagi konten hewan peliharaan. 

Dengan aksesibilitas ponsel pintar, orang dapat langsung mengunggah gambar dan video, menciptakan momen kebahagiaan yang bisa dibagikan kepada orang lain. 

Fenomena ini juga menciptakan komunitas daring di kalangan pemilik hewan peliharaan, di mana mereka dapat saling berbagi tips, pengalaman, dan momen lucu. 

Konten hewan peliharaan bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga mencerminkan perubahan sosial dalam cara kita memandang dan merawat hewan peliharaan. 

Ini menjadi refleksi dari masyarakat yang semakin inklusif, di mana hewan peliharaan dianggap sebagai bagian integral dari struktur keluarga.

Dengan semua temuan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa kecenderungan untuk membagikan konten hewan peliharaan di media sosial tidak hanya didorong oleh cinta dan kebanggaan, tetapi juga oleh kebutuhan untuk terhubung dengan orang lain di dunia digital. 

Hewan peliharaan telah melampaui peran tradisional mereka sebagai teman, dan kini menjadi simbol identitas sosial serta sumber kebahagiaan di tengah kesibukan hidup modern.

Fenomena konten hewan peliharaan di media sosial menciptakan ruang baru bagi ekspresi diri dan interaksi sosial. 

Dengan demikian, hewan peliharaan tidak hanya mengisi kekosongan emosional dalam hidup kita, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan dalam membangun ikatan sosial di dunia digital yang semakin kompleks.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun