Lebih jauh lagi, jika individu tidak menemukan relevansi langsung antara materi yang dipelajari dengan kehidupan mereka, motivasi untuk belajar sering kali menurun.Â
Proses belajar pun berubah menjadi sekadar kegiatan mengumpulkan informasi, bukan sebagai alat yang dapat digunakan untuk mencapai transformasi hidup yang signifikan.Â
Dalam konteks ini, pendidikan kehilangan tujuan aslinya, yang seharusnya adalah untuk memfasilitasi perkembangan pribadi dan profesional yang berkelanjutan.
Belajar untuk Perubahan Hidup, Bukan Sekadar PengetahuanÂ
Pendidikan sejati harus mampu menghasilkan perubahan yang lebih mendalam daripada sekadar penambahan pengetahuan atau pencapaian kesuksesan material.Â
Proses belajar seharusnya dipahami sebagai transformasi yang holistik dalam kehidupan individu, mencakup aspek intelektual, emosional, sosial, moral, dan spiritual.
Jika fokus pendidikan hanya terletak pada peningkatan kecerdasan atau pencapaian materi, maka pendidikan itu sendiri tidak akan memenuhi tujuan yang lebih komprehensif.Â
Pendidikan yang berhasil adalah pendidikan yang memfasilitasi transformasi yang nyata, mempersiapkan individu untuk menghadapi berbagai tantangan hidup, dan membangun karakter.
Hal ini sejalan dengan pendapat Dr. Howard Gardner, seorang ahli pendidikan dari Harvard University, yang menekankan bahwa pendidikan yang efektif harus mencakup pengembangan kecerdasan ganda.Â
Di mana keterampilan hidup, kreativitas, dan nilai-nilai moral harus menjadi bagian integral dari kurikulum.
Oleh karena itu, pendidikan harus membekali individu dengan keterampilan praktis untuk menghadapi kegagalan, serta menanamkan nilai-nilai moral dan spiritual yang kokoh.