Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

5 Penyebab Gagalnya Pendidikan dan Pengembangan Diri

17 Oktober 2024   14:17 Diperbarui: 22 Oktober 2024   07:14 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Kegagalan dalam belajar/ studyinternational.com

Salah satu kesalahpahaman umum tentang belajar adalah anggapan bahwa tujuan utama pendidikan hanyalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan meraih kesuksesan duniawi.

 Tujuan yang dimaksud seperti mendapatkan pekerjaan bergaji tinggi atau status sosial yang tinggi.

Meskipun pengetahuan dan kesuksesan karier adalah bagian penting dari proses belajar, pendidikan yang hanya berorientasi pada aspek-aspek ini bisa dianggap gagal dalam membentuk individu yang utuh. 

1. Mengabaikan Esensi Perubahan Hidup

Belajar adalah proses mental yang melibatkan interaksi aktif antara individu dengan lingkungannya, yang mengarah pada perubahan signifikan dalam berbagai aspek diri seseorang. 

Sebagaimana pendapat W.S. Winkel yang menyatkaan, "Proses ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan dan pemahaman, tetapi juga membentuk keterampilan serta nilai-nilai sikap yang diinternalisasi."

Perubahan yang terjadi melalui belajar bersifat relatif permanen, yang berarti hasil dari proses tersebut tidak mudah hilang dan memiliki dampak yang berkelanjutan. 

Oleh karena itu, belajar menjadi dasar bagi pertumbuhan intelektual dan emosional seseorang, membantu mereka dalam beradaptasi dan berkembang di lingkungan yang dinamis.

Jika pendidikan hanya dipandang sebagai sarana untuk menjadi pintar atau menguasai pengetahuan, maka esensi dari belajar, yaitu perubahan hidup, sering kali diabaikan. 

Orang yang hanya berfokus pada mengumpulkan informasi tanpa menerapkan apa yang mereka pelajari dalam kehidupan nyata cenderung tidak mengalami perubahan signifikan. 

Mereka mungkin memiliki banyak pengetahuan teoretis, tetapi jika tidak mampu mengubah cara berpikir, bersikap, dan bertindak, pengetahuan tersebut menjadi kurang bermakna.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun