Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan, Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

6 Dampak Buruk Ketamakan Terhadap Teamwork

16 Oktober 2024   09:29 Diperbarui: 16 Oktober 2024   17:24 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sifat tamak dan rakus adalah dua perilaku yang bisa sangat merusak integritas organisasi. 

Menurut Mahatma Gandhi, "Kepuasan sejati tidak datang dari kepemilikan, tetapi dari memberi dan berbagi dengan orang lain."  

Ketika seseorang lebih memikirkan keuntungan pribadi dengan mengabaikan etika dan prinsip kolektif, efek negatifnya akan terasa dalam kinerja organisasi secara keseluruhan.

Pengaruh Negatif pada Dinamika Tim

Tamak dan rakus menyebabkan ketidakseimbangan dalam interaksi antaranggota tim. Menurut Simon Sinek, "Pimpinan yang baik tidak membuat keputusan demi kepentingan pribadi, tetapi demi kepentingan tim." 

Ketika seseorang mencoba mengambil lebih dari yang seharusnya, hal itu menimbulkan ketegangan. Rekan-rekan kerja mungkin merasa dirugikan, yang akhirnya bisa mengakibatkan hilangnya kepercayaan dan penurunan motivasi. 

Berikut adalah dampak negatif dari ketamakan dalam organisasi, yaitu:

1. Menciptakan Kompetisi Tidak Sehat 

Sifat tamak dan rakus juga memicu kompetisi yang tidak sehat dalam organisasi. Bukannya bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, individu yang dikuasai oleh tamak lebih cenderung bersaing secara egois demi kepentingan pribadi. 

Seperti yang diungkapkan oleh Jack Welch, mantan CEO General Electric, "Sukses datang dari kerja sama, bukan dari persaingan." 

Kompetisi seperti ini dapat membuat tim saling menjatuhkan, daripada saling mendukung untuk menghasilkan yang terbaik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun