Tidak jarang, orang merasa bahwa mengampuni adalah bentuk kelemahan. Banyak yang berpikir bahwa ketika seseorang memaafkan, itu berarti membiarkan orang lain lolos dari tanggung jawab atas perbuatannya.Â
Namun, pengampunan bukan tentang membiarkan ketidakadilan terjadi tanpa konsekuensi.Â
Sebaliknya, pengampunan adalah tentang membebaskan diri dari kebencian dan memilih jalan yang lebih tinggi. Ini adalah kekuatan yang membutuhkan keberanian luar biasa, bukan kelemahan.
Kasih dan pengampunan tidak hanya mengubah individu, tetapi juga mempengaruhi masyarakat. Dalam hubungan antarindividu, baik di dalam keluarga, lingkungan kerja, maupun masyarakat luas, kemampuan untuk mengasihi tanpa pamrih dan memaafkan adalah fondasi dari keharmonisan sosial.Â
Tanpa kasih, hubungan menjadi rapuh, penuh dengan konflik, dan mudah retak. Tanpa pengampunan, dendam akan terus memecah-belah komunitas dan menciptakan jurang yang sulit dijembatani.
Mary Johnson Mengampuni PembunuhÂ
Kekuatan kasih dapat dilihat dalam berbagai contoh di dunia nyata. Salah satu contohnya adalah kisah Mary Johnson, yang mampu memaafkan pembunuh anaknya dan bahkan menjalin persahabatan dengannya.Â
Pengampunan seperti ini mengajarkan bahwa kasih yang sejati dapat mengatasi rasa sakit yang mendalam dan menciptakan kemungkinan untuk pemulihan hubungan yang tampaknya tidak mungkin diperbaiki.Â
Mary Johnson, kita melihat bagaimana pengampunan radikal yang diajarkan Tuhandapat dihidupi secara nyata. Mary mengalami transformasi batin ketika ia memilih untuk melepaskan dendam dan kebencian yang selama bertahun-tahun membebani hidupnya.Â
Kasih yang diajarkan oleh agama memampukan Mary untuk tidak hanya memaafkan, tetapi juga mengasihi Ohsea, yang telah membunuh putranya.Â
Mary mencontohkan ajaran kitab suci, di mana kasih sejati tidak hanya diberikan kepada mereka yang layak menerimanya, tetapi juga kepada mereka yang telah melakukan kejahatan.