Realitas menunjukkan bahwa banyak kebijakan daerah belum responsif terhadap perubahan dinamika pasar kerja.Â
Kurangnya kebijakan yang mendukung penciptaan lapangan kerja yang sesuai dengan kebutuhan Gen Z dapat menyebabkan ketidakpuasan dan kekecewaan, serta mengurangi tingkat partisipasi mereka dalam politik.Â
Ketidakpuasan ini juga berpotensi menimbulkan rasa apatis terhadap proses politik. Jika generasi Z merasa bahwa suara mereka tidak didengar dan kebijakan yang ada tidak mencerminkan kebutuhan mereka, maka mereka akan semakin enggan untuk berpartisipasi dalam pemilu.
Pengaruh Teknologi dalam PendidikanÂ
Generasi Z adalah digital natives yang menginginkan akses yang lebih baik terhadap pendidikan berbasis teknologi. Janji-janji calon pemimpin untuk meningkatkan infrastruktur teknologi dan kualitas pendidikan menjadi harapan besar.Â
Selain itu, generasi Z memanfaatkan teknologi untuk mendukung proses belajar mereka. Oleh karena itu, mereka mengharapkan kebijakan yang mendorong inovasi dalam pendidikan, seperti penyediaan akses internet yang lebih baik dan pelatihan bagi pengajar dalam penggunaan teknologi.Â
Harapan terhadap Kebijakan Pemerintah
Generasi Z mengharapkan kebijakan yang dapat mendukung penciptaan lapangan kerja dan meningkatkan akses mereka ke peluang karir yang berkualitas.Â
Mereka ingin melihat inisiatif yang tidak hanya fokus pada penciptaan pekerjaan baru tetapi juga pada pengembangan keterampilan dan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar.Â
Kebijakan yang mendorong kolaborasi antara pendidikan dan industri, seperti program magang dan pelatihan kerja, dapat membantu menjembatani kesenjangan antara pendidikan dan pekerjaan.
Selain itu, generasi Z juga menginginkan adanya perlindungan dalam pekerjaan dan jaminan kesejahteraan yang lebih baik.Â