Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Pernikahan yang Bermakna: Fokus pada Marital Status, Bukan Hanya Wedding Ceremony

6 Oktober 2024   17:50 Diperbarui: 6 Oktober 2024   21:56 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendeta Nella mengingatkan jemaat bahwa Allah memanggil setiap keluarga untuk mencerminkan kasih-Nya. 

Dengan memahami bahwa keluarga harus hidup sesuai dengan rencana Allah, kita bisa mulai mengatasi masalah yang ada dan membangun kembali hubungan yang rusak.

Pernikahan Sebagai Perjalanan

Pendeta Nella menegaskan bahwa pernikahan yang ideal bukan hanya sebatas wedding ceremony, tetapi lebih kepada komitmen marital yang mendalam. 

Dalam konteks ini, pernikahan harus dipahami sebagai suatu perjanjian di hadapan Allah, bukan sekadar ikatan sosial. Dalam Matius 19:6, Yesus mengajarkan bahwa apa yang dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. 

Ini menunjukkan pentingnya pemahaman spiritual tentang pernikahan yang sering kali terabaikan dalam masyarakat modern.

Yefta dan Panggilan hidupnya

Dalam kitab Hakim-hakim, kita melihat bagaimana bangsa Israel mengalami kebingungan dan penindasan. Pada saat-saat sulit tersebut, mereka ingat akan Yefta, yang meskipun berasal dari perempuan sundal, memiliki potensi untuk memimpin. 

Hal ini menggambarkan prinsip teologis bahwa Allah bisa mengangkat seseorang dari kondisi terburuk untuk memenuhi rencana-Nya yang lebih besar. 

Dalam konteks ini, Pendeta Nella menekankan bahwa setiap individu, terlepas dari latar belakangnya, memiliki nilai dan tujuan di mata Allah.

Dalam nats tersebut, kita juga melihat posisi tawar Yefta sebagai pemimpin. Ia diakui oleh para tua-tua Israel untuk memimpin melawan bangsa Amon, menunjukkan bahwa Allah mampu membangun kepercayaan melalui orang-orang yang mungkin dianggap tidak layak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun