Platform seperti Fiverr memanfaatkan algoritma untuk mencocokkan pekerja dengan proyek yang sesuai, meningkatkan efisiensi dan kepuasan pengguna.Â
Namun, otomatisasi juga memunculkan kekhawatiran mengenai pengurangan jumlah pekerjaan yang tersedia. Pekerja perlu bersiap untuk beradaptasi dengan teknologi baru dan mengembangkan keterampilan yang relevan.Â
Fleksibilitas dan Pilihan
Pekerja lepas, semakin menghargai fleksibilitas yang ditawarkan oleh pekerjaan ini. Banyak dari mereka memilih gig jobs untuk mengatur jadwal kerja yang sesuai dengan kebutuhan pribadi dan keluarga.Â
Misalnya, Traveloka telah memperluas layanannya untuk memberikan lebih banyak opsi bagi pekerja paruh waktu di sektor pariwisata, menciptakan peluang bagi individu yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan.
Namun, fleksibilitas ini juga datang dengan risiko ketidakpastian pendapatan. Pekerja harus mampu mengelola waktu dan keuangan mereka dengan bijak agar tidak terjebak dalam situasi keuangan yang sulit.Â
Perkembangan Komunitas Pekerja
Pembentukan komunitas dan jaringan antara pekerja semakin populer di kalangan mereka. Melalui grup Facebook atau forum online, pekerja dapat berbagi pengalaman, tips, dan strategi untuk sukses. Â
Pembangunan jaringan yang kuat dapat membantu pekerja untuk saling mendukung, memperkuat posisi mereka di pasar, dan meningkatkan keterampilan kolektif mereka.
Kesadaran akan Perlindungan Hukum
Seiring dengan pertumbuhan gig economy, pekerja mulai menyadari hak-hak mereka dan mencari perlindungan hukum.Â
Banyak yang aktif mencari informasi tentang hak-hak mereka dan cara untuk melindungi diri dari eksploitasi. Platform seperti CekLapak dapat berperan dalam menyediakan sumber daya yang diperlukan bagi pekerja untuk memahami hak-hak mereka.Â
Pemerintah dan organisasi non-pemerintah perlu bekerja sama untuk menyediakan layanan yang mendukung pekerja gig dalam menghadapi masalah hukum.Â