Dalam dunia kepemimpinan, pengakuan sering kali menjadi pendorong bagi individu untuk mencapai kesuksesan.Â
Namun, pemimpin yang terlalu fokus pada pencarian pengakuan dapat mengabaikan tanggung jawab utama mereka, yaitu membangun dan memelihara tim yang solid.Â
Ketika pemimpin mengedepankan citra pribadi dan validasi eksternal, hal ini dapat menciptakan budaya kerja yang tidak sehat, merusak kolaborasi, dan menghambat perkembangan individu dalam tim.Â
Berikut adalah uraian mengenai ciri pemimpin yang mencari pengakuan, lengkap dengan contoh yang relevan:
1. Pencitraan Diri yang Berlebihan
Pemimpin yang mencari pengakuan cenderung mengedepankan pencitraan diri, sering memanfaatkan media sosial dan platform publik untuk menampilkan diri secara positif.Â
Misalnya, seorang CEO yang aktif memposting tentang keberhasilan perusahaan di Instagram, menyoroti pencapaian pribadinya tanpa menyinggung kontribusi tim.Â
Fokus utama mereka adalah menciptakan citra yang baik di mata orang lain, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang dari tindakan tersebut.
Ketika anggota merasa bahwa pemimpin lebih mementingkan citra pribadi daripada hasil kerja kolektif, motivasi dan kepercayaan diri mereka bisa menurun.
2. Kebutuhan Akan Validasi
Ciri utama pemimpin yang mencari pengakuan adalah ketergantungan pada validasi eksternal. Contohnya, seorang manajer yang selalu meminta umpan balik positif dari timnya setelah setiap presentasi, merasa tidak percaya diri jika tidak mendapat pujian.Â
Ketergantungan ini menciptakan siklus di mana pemimpin terus-menerus mencari pujian untuk merasa dihargai, yang pada gilirannya memengaruhi cara mereka memimpin.
Ketergantungan pada validasi dapat berimplikasi negatif bagi tim. Anggota mungkin merasa tertekan untuk memberikan pujian, bahkan ketika tidak ada yang istimewa untuk dipuji.Â