Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Doom Spending: Tren Baru yang Beresiko di Kalangan Milenial dan Gen -Z

29 September 2024   09:35 Diperbarui: 29 September 2024   12:54 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Belanja/ https://pixabay.com

Dalam praktiknya, cara milenial dan Gen-Z berbelanja saat mengalami doom spending bervariasi. Banyak yang beralih ke platform e-commerce, yang menawarkan kemudahan akses dan berbagai promo menarik. 

Belanja online menjadi sangat populer, karena memungkinkan mereka untuk berbelanja tanpa harus meninggalkan rumah.

Tak jarang, mereka juga menggunakan aplikasi mobile untuk berbelanja, di mana notifikasi diskon atau flash sale dapat dengan mudah menarik perhatian. 

Ketika merasa tertekan, keinginan untuk mendapatkan barang-barang baru bisa mengalahkan pertimbangan rasional, sehingga keputusan untuk membeli menjadi impulsif.

Pengaruh Iklan dan Rekomendasi

Selain itu, banyak yang terpengaruh oleh iklan yang dipersonalisasi dan rekomendasi dari teman di media sosial. 

Contohnya, ketika melihat teman mengunggah foto produk tertentu, mereka merasa tertarik dan langsung melakukan pembelian. Ini menunjukkan bagaimana lingkungan digital memengaruhi keputusan konsumsi mereka.

Dampak Jangka Panjang

Namun, meski belanja bisa memberikan kepuasan sementara, dampak jangka panjangnya bisa merugikan. 

Banyak orang yang terjebak dalam utang atau kesulitan memenuhi kebutuhan dasar akibat perilaku ini. Kesehatan finansial jangka panjang sering kali terabaikan, digantikan oleh keinginan sesaat.

Generasi muda perlu menyadari konsekuensi dari doom spending. Menciptakan kesadaran akan pentingnya pengelolaan keuangan pribadi harus menjadi prioritas. 

Tanpa pemahaman yang baik, risiko terjerat dalam siklus utang dan stres finansial semakin besar.

Membangun Kesadaran Finansial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun