Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Seni

Mas Wawan, Pelukis Impressionisme: Seni dan Ekspresi Diri

29 September 2024   00:40 Diperbarui: 29 September 2024   12:52 288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Wawan berkumpul bersama para Seniman Gunungkidul/ Poto: Fghtr

Setelah merantau ke ibu kota untuk mengejar impian, ia memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Keputusan ini berdampak positif bagi karirnya, memungkinkan ia menciptakan karya seni dengan ketenangan jiwa yang lebih baik.

Karya Seni Impression Mas Wawan/ Poto: Fghtr
Karya Seni Impression Mas Wawan/ Poto: Fghtr
Di rumahnya di Jaranmati, Karangmojo, Wawan menjadikan tempat tersebut sebagai galeri seni lukis pribadi. 

Galeri ini tidak hanya menampilkan karyanya, tetapi juga menjadi ruang bagi pengunjung untuk menikmati seni dalam suasana akrab dan inspiratif. Wawan sering menerima pengunjung yang ingin melihat proses kreatifnya secara langsung.

Music Metallica kegemaran

Sambil menciptakan karyanya, ia sering terhanyut dalam melodi Metallica. Musik ini menjadi sumber inspirasi yang mendalam, mengisi ruang kreatifnya dengan energi dan semangat. 

Gaya rambut gondrongnya mencerminkan kecintaannya pada musik metal, sekaligus menjadi simbol identitasnya.

Karya-karyanya selalu menonjol dengan warna-warna cerah dan ekspresif, mencerminkan intensitas dan keberanian yang ia rasakan. 

Setiap goresan kuas atau bentuk yang dihasilkan membawa nuansa kekuatan dan kejujuran, seolah-olah ia ingin menghidupkan semangat dari lagu-lagu yang menginspirasinya. 

Dalam setiap karya, terlihat perpaduan antara musik dan seni, menciptakan pengalaman visual yang tak terlupakan.

Tokoh Pewayangan

Selain itu dalam karyanya, ia banyak menghasilkan lukisan tokoh-tokoh pewayangan, menciptakan harmoni antara tradisi dan kenyataan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun