Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Peran Aktif Gereja Dalam Menumbuhkan Kesadaran Kolektif: Menekan Kenakalan Remaja

28 September 2024   18:26 Diperbarui: 9 Oktober 2024   15:06 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam suasana penuh harapan, setiap peserta diajak untuk merenungkan pentingnya persatuan dan saling menghargai di antara sesama. 

Doa bersama diharapkan dapat memperkuat tekad masyarakat untuk menolak segala bentuk kekerasan.

Acara ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya toleransi dalam masyarakat. Dalam konteks yang semakin kompleks, pemahaman antarbudaya dan dialog menjadi kunci dalam mencegah konflik di kalangan pemuda. 

Dengan saling memahami, diharapkan generasi muda dapat berkembang dalam lingkungan yang positif.

Partisipasi Masyarakat

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk pemuka gereja, orang tua, remaja dan pemuda. Kehadiran mereka mencerminkan solidaritas yang kuat dalam menghadapi permasalahan sosial. 

Partisipasi luas ini diharapkan dapat memperkuat jaringan sosial dan memberikan dukungan moral kepada remaja yang berisiko.

Dengan melibatkan komunitas yang beragam, acara ini menciptakan ruang untuk mawas diri dalam setiap individu.

Ini adalah langkah penting untuk membangun kepercayaan di antara masyarakat dan memberikan dukungan kepada mereka yang membutuhkan, terutama remaja yang terjebak dalam perilaku negatif.

Membangun Komunitas Damai

Rangkaian acara meliputi ibadah doa yang khusyuk, diikuti para jemaat gereja. Dalam ibadah, para peserta diajak untuk merenungkan harapan dan cita-cita bersama demi masa depan yang lebih baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun