Taktik seperti iklan agresif dan propaganda dapat menciptakan narasi yang membingungkan atau menyesatkan, sehingga pemilih merasa terpaksa memilih opsi yang tidak mereka inginkan.Â
Dengan demikian, alih-alih membuat keputusan yang berdasarkan pada informasi yang akurat, pemilih justru terjebak dalam keputusan yang dipengaruhi oleh tekanan dan manipulasi, mengurangi kualitas partisipasi mereka dalam proses demokrasi.Â
Hal ini menciptakan lingkungan di mana pemilih kehilangan kebebasan untuk menentukan pilihan berdasarkan keyakinan dan kebutuhan mereka yang sebenarnya. pilihan yang tidak mereka inginkan.
Dampak Manipulasi
Manipulasi terhadap pemilih berpotensi merusak integritas proses demokrasi dengan menghilangkan esensi partisipasi yang sehat.Â
Ketika pemilih diperlakukan sebagai obyek, mereka sering kali disuguhkan informasi yang menyesatkan atau propaganda yang tidak objektif, membuat mereka merasa tidak memiliki kendali atas pilihan mereka.
Akibatnya, pemilih kehilangan hak untuk terlibat secara aktif dalam pengambilan keputusan, yang seharusnya menjadi bagian dari kekuasaan mereka dalam sistem demokrasi.Â
Ini dapat menciptakan rasa apatis, di mana pemilih merasa suara mereka tidak berarti atau tidak didengarkan.Â
Ketidakpercayaan terhadap sistem politik pun meningkat, mengakibatkan rendahnya partisipasi dalam pemilu dan melemahnya legitimasi pemerintah.Â
Ketika pemilih merasa terasing, proses demokrasi kehilangan kredibilitas, dan tujuan utamanya—representasi yang adil—menjadi sulit tercapai.
Peran Media
Media memainkan peran penting dalam menentukan apakah pemilih berfungsi sebagai subjek atau obyek.Â