Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

5 Dampak Buruk Flexing di Tempat Kerja

24 September 2024   01:21 Diperbarui: 26 September 2024   07:36 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: memamerkan uang/ https://punchng.com.

5. Mengurangi Kepercayaan Antar Karyawan

Dampak lain yang tak kalah penting dari flexing adalah menurunnya rasa saling percaya antar karyawan. 

Ketika seseorang terus-menerus memamerkan pencapaian mereka, kolega mungkin mulai meragukan ketulusan dan motivasi di balik tindakan tersebut. 

Hal ini menyebabkan berkurangnya rasa kebersamaan dan menghambat kolaborasi yang efektif. 

Lingkungan kerja yang sehat membutuhkan kepercayaan yang kuat, dan flexing dapat mengikis fondasi tersebut.

Penyebab Flexing dalam Dunia Kerja

1. Budaya Kompetisi dan Tekanan Sosial

Salah satu penyebab utama flexing di dunia kerja adalah budaya kompetisi yang ketat. Di banyak perusahaan, pencapaian individu dijadikan tolok ukur utama keberhasilan, baik untuk mendapatkan promosi, bonus, maupun pengakuan dari manajemen.

Karyawan yang ingin menonjolkan diri sering merasa perlu menunjukkan kesuksesan mereka kepada rekan-rekannya. 

Tekanan sosial ini menyebabkan beberapa orang merasa terdorong untuk memamerkan pencapaian, bahkan ketika itu tidak diperlukan atau tidak sesuai dengan kenyataan.

2. Pengaruh Media Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun