orang-orang yang dijadikan tempat curhat atau pendengar bagi orang lain.Â
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menjumpaiOrang ini sering diandalkan karena sikap pedulinya, kesabarannya mendengarkan, atau karena orang lain merasa nyaman berbagi dengannya.Â
Namun, di balik peran tersebut, terdapat risiko besar yang sering kali tidak disadari—terutama bagi kesehatan mental sang pendengar dan cara mereka menangani masalah orang lain.
Beban Emosional Tanpa Bekal yang Cukup
Seseorang yang terus-menerus mendengar masalah orang lain akan mulai menyerap energi dan emosi dari cerita-cerita tersebut. Masalah keluarga, keuangan, atau konflik pribadi yang dihadapi oleh orang lain bisa menjadi beban emosional yang berat.
Tanpa pelatihan atau bekal konseling yang memadai, pendengar ini akan kesulitan mengelola emosi yang diterimanya. Hal ini bisa menyebabkan stres, kecemasan, hingga kelelahan emosional.Â
Fenomena ini dikenal sebagai burnout emosional, ketika seseorang merasa kewalahan akibat menangani terlalu banyak masalah emosional orang lain.
Orang yang tidak memiliki pelatihan konseling mungkin terdorong untuk segera menawarkan solusi atau nasihat, meskipun mereka tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk itu.
Ini berbahaya karena nasihat yang diberikan mungkin tidak sesuai dengan kondisi sebenarnya dan bahkan bisa memperburuk keadaan.
Bahaya dari Sikap yang Tidak Tepat
Selain risiko burnout, mereka yang menjadi tempat curhat tanpa bekal konseling sering kali mengembangkan sikap yang tidak membantu. Beberapa di antaranya adalah: