Tantangan lainnya adalah kurangnya akses terhadap layanan kesehatan mental. Di Indonesia, jumlah psikolog dan psikiater sangat terbatas, dengan hanya sekitar 5.000 profesional yang tersedia untuk melayani populasi yang besar.
Kasus Bunuh Diri di Gunungkidul
Gunungkidul, salah satu kabupaten di Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi daerah dengan angka bunuh diri yang tinggi.Â
Setiap tahun, rata-rata 30 warga Gunungkidul meninggal karena bunuh diri, dengan sebagian besar menggunakan metode gantung diri.Â
Fenomena ini bahkan sempat dikaitkan dengan mitos lokal "pulung gantung," yang secara tradisional dipercaya sebagai pertanda nasib buruk bagi mereka yang tinggal di daerah yang dilalui oleh "pulung" tersebut.
Mitos dan Depresi di Gunungkidul
Meski mitos tentang "pulung gantung" masih hidup di benak masyarakat, banyak aktivis lokal dan pemerintah setempat yang kini berupaya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental dalam konteks bunuh diri.Â
Menurut para ahli, depresi adalah faktor dominan dalam sebagian besar kasus bunuh diri di Gunungkidul, khususnya di kalangan warga lanjut usia yang merasa terisolasi secara sosial.Â
Merasa tidak lagi berguna di masyarakat juga menjadi faktor signifikan yang mendorong seseorang ke arah bunuh diri.
 Upaya Pencegahan Bunuh Diri di Indonesia
Di tingkat nasional, pemerintah Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesadaran tentang bunuh diri, termasuk kampanye publik dan penyediaan layanan kesehatan mental yang lebih baik.Â