Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Akademisi

Memiliki minat dalam bidang sosial, iptek, dan Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Filosofi Siraman Penganten dan Penggunaan Siwur Bathok

7 September 2024   21:28 Diperbarui: 7 September 2024   21:45 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam masyarakat Jawa, berbagai ritual dan alat tradisional memiliki makna khusus yang mendalam. 

Siwur Bathok

Salah satu alat tradisional yang sering digunakan dalam ritual adat adalah Siwur Bathok, yang berfungsi sebagai mangkuk dari tempurung kelapa untuk mengambil air.

Siwur Bathok adalah alat yang terbuat dari tempurung kelapa, digunakan untuk mengambil air. 

Siraman Penganten

Sementara Siraman Penganten adalah ritual pembersihan khusus menjelang pernikahan, penggunaan Siwur Bathok dalam upacara ini memiliki makna simbolis yang penting.

Dalam konteks Siraman Penganten, Siwur Bathok memainkan peran penting dalam ritual ini. Nama "siwur" berasal dari kata 'si' yang berarti isi atau berisi, dan 'wur' yang berarti memberi dengan suka hati.

Filosofi Jawa

Filosofi ini mengajarkan tentang pentingnya memberikan sesuatu dengan tulus dan berkualitas baik, serta mencerminkan prinsip kebersihan dan kesucian yang diharapkan dalam upacara tersebut.

Siraman Penganten adalah ritual pembersihan khusus yang dilakukan menjelang pernikahan. 

Ritual ini melibatkan mandi menggunakan ramuan herbal dan air suci, dengan tujuan untuk membersihkan tubuh dan jiwa calon pengantin.

Pembersihan Diri

Selama ritual ini, Siwur Bathok digunakan untuk menimba air dari sumbernya dan kemudian dituangkan pada tubuh calon pengantin, sebagai simbol pembersihan dan penyucian.

Siraman Penganten tidak hanya membersihkan fisik tetapi juga memberikan makna simbolis. Ritual ini mempersiapkan calon pengantin untuk memasuki fase baru dalam kehidupan mereka. 

Selain itu juga mengajarkan pentingnya menjaga kesucian dan keharmonisan dalam hubungan keluarga dan sosial.

Dengan menggunakan Siwur Bathok, upacara ini mencerminkan prinsip kedamaian dan keselarasan, di mana setiap elemen upacara memiliki fungsi dan makna tersendiri.

Kohesi Sosial

Pelestarian tradisi seperti Siraman Penganten dan penggunaan alat tradisional seperti Siwur Bathok penting untuk mempertahankan identitas budaya Jawa dan memperkuat kohesi sosial dalam masyarakat. 

Dalam dunia yang terus berkembang, menjaga keaslian tradisi membantu menghubungkan generasi dan memperkaya pengalaman spiritual masyarakat.

Penggunaan Siwur Bathok dalam Siraman Penganten tidak hanya berfungsi sebagai alat praktis tetapi juga sebagai simbol dalam ritual pembersihan. 

Tradisi ini mengajarkan pentingnya merenung dan menjaga keseimbangan antara kehidupan spiritual dan duniawi.

Dengan melaksanakan dan merayakan tradisi ini, masyarakat Jawa tidak hanya menghormati warisan leluhur tetapi juga memperkaya kehidupan spiritual mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun