Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan, Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Filosofi Siraman Penganten dan Penggunaan Siwur Bathok

7 September 2024   21:28 Diperbarui: 8 September 2024   07:02 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pembersihan Diri

Selama ritual ini, Siwur Bathok digunakan untuk menimba air dari sumbernya dan kemudian dituangkan pada tubuh calon pengantin, sebagai simbol pembersihan dan penyucian.

Siraman Penganten tidak hanya membersihkan fisik tetapi juga memberikan makna simbolis. Ritual ini mempersiapkan calon pengantin untuk memasuki fase baru dalam kehidupan mereka. 

Selain itu juga mengajarkan pentingnya menjaga kesucian dan keharmonisan dalam hubungan keluarga dan sosial.

Dengan menggunakan Siwur Bathok, upacara ini mencerminkan prinsip kedamaian dan keselarasan, di mana setiap elemen upacara memiliki fungsi dan makna tersendiri.

Kohesi Sosial

Pelestarian tradisi seperti Siraman Penganten dan penggunaan alat tradisional seperti Siwur Bathok penting untuk mempertahankan identitas budaya Jawa dan memperkuat kohesi sosial dalam masyarakat. 

Dalam dunia yang terus berkembang, menjaga keaslian tradisi membantu menghubungkan generasi dan memperkaya pengalaman spiritual masyarakat.

Penggunaan Siwur Bathok dalam Siraman Penganten tidak hanya berfungsi sebagai alat praktis tetapi juga sebagai simbol dalam ritual pembersihan. 

Tradisi ini mengajarkan pentingnya merenung dan menjaga keseimbangan antara kehidupan spiritual dan duniawi.

Dengan melaksanakan dan merayakan tradisi ini, masyarakat Jawa tidak hanya menghormati warisan leluhur tetapi juga memperkaya kehidupan spiritual mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun