Sementara itu, di Kabupaten Kulonprogo, Novida Kartika Hadi, seorang anggota DPRD DIY dari PDIP, diusung sebagai calon bupati.Â
Pasangan Novida, Rini Indriani, yang diusung oleh PKS, dianggap sebagai pilihan strategis untuk menarik pemilih di wilayah yang memiliki komposisi pemilih tradisional dan religius.
Tak hanya itu, sejarah baru juga tercipta di Kabupaten Bantul, di mana PKS dan PDIP mengusung pasangan calon Joko Budi Purnomo dan Rony Wijaya Indra Gunawan.Â
Joko-Rony bertekad untuk membawa Bantul ke arah yang lebih maju dengan fokus pada pemberdayaan ekonomi lokal dan peningkatan kualitas layanan publik.
Di Kabupaten Sleman, koalisi besar yang melibatkan PDIP, PKS, dan partai-partai lainnya seperti Gerindra, Golkar, NasDem, dan PPP mendukung pasangan Harda-Danang.Â
Menurut Koeswanto, Ketua Koalisi Sleman Baru, pasangan ini mendapat dukungan besar karena dianggap mampu menyatukan berbagai kekuatan politik di Sleman.Â
Ideologi dan Peluang Kolaborasi
Koalisi antara PDIP dan PKS di berbagai daerah ini tidak hanya menunjukkan fleksibilitas politik kedua partai, tetapi juga membuka peluang baru dalam peta politik Indonesia.Â
Di tengah perbedaan ideologi yang mencolok, kedua partai ini tampaknya sepakat bahwa kepentingan lokal dan kebutuhan masyarakat harus menjadi prioritas utama.Â
Dengan menggabungkan kekuatan, PDIP dan PKS berharap dapat menciptakan pemerintahan daerah yang lebih stabil dan inklusif.
Di beberapa wilayah, kader-kader PKS yang lebih konservatif mungkin merasa sulit menerima kerja sama dengan PDIP, yang sering mereka kritik sebagai partai yang tidak pro-agama.Â