Di Indonesia, oportunis politik memainkan peran penting dalam kancah politik yang dinamis. Mereka adalah orang-orang yang memanfaatkan situasi politik dan sosial untuk meraih kekuasaan dan keuntungan pribadi.Â
Sebagaimana kita ketahui, dalam konteks Indonesia, hal ini melibatkan manipulasi aliansi, perubahan strategi, dan pengaruh media untuk mencapai tujuan politik mereka.
Koalisi Politik yang Dinamis
Dengan sistem politik multipartai di Indonesia memungkinkan oportunis politik untuk membentuk dan membongkar koalisi secara fleksibel.Â
Mereka sering bergabung dengan berbagai partai untuk mendapatkan dukungan dalam pemilihan atau mendukung kebijakan tertentu. Koalisi ini sering berubah tergantung pada situasi politik dan keuntungan yang diinginkan.
Kita dapat melihat terdapat beberapa contoh oportunis politik di Indonesia termasuk kasus politik dinasti, di mana kekuasaan politik sering diwariskan dalam keluarga.Â
Pemanfaatan Media Sosial
Masyarakat dapat melihat bahwa di era digital, oportunis politik di Indonesia memanfaatkan media sosial untuk membentuk opini publik.
Dengan menggunakan platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Youtube mereka dapat menyebarkan informasi yang mendukung agenda mereka dan mengalihkan perhatian dari isu-isu yang tidak menguntungkan.Â
Media sosial memungkinkan mereka menjangkau audiens yang lebih luas dan mempengaruhi pemilih secara langsung.
Politik Uang
Tindakan yang sering kita temui dalam momen pemilu adalah maraknya politik uang. Â Politik uang menjadi strategi umum di Indonesia yang digunakan oleh oportunis politik untuk membeli dukungan dan mempengaruhi pemilih.Â
Mereka memberikan sumbangan atau bantuan langsung kepada pemilih atau kelompok tertentu untuk mendapatkan suara. Tanpa kita sadari hal ini dapat menciptakan ketidakadilan dalam pemilihan dan merusak integritas proses demokrasi.
Dampak Ketidakstabilan Politik
Tindakan para oportunis politik juga sering menyebabkan ketidakstabilan dalam pemerintahan. Perubahan aliansi dan kebijakan yang tidak konsisten dapat mengganggu kontinuitas pemerintahan dan menyebabkan ketidakpastian bagi masyarakat serta pelaku bisnis.Â
Ketidakstabilan ini dapat mempengaruhi implementasi kebijakan dan pengambilan keputusan yang efektif.
Kebijakan yang Tidak Konsisten
Oportunis politik sering membuat perubahan kebijakan yang mendasar sesuai kepentingan mereka. Kebijakan yang sering berubah dapat mengakibatkan ketidakpastian, sehingga masyarakat merasa dikhianati.
Hal inilah yang dapat menimbulkan kondisi tidak stabil dan mempersulit perencanaan jangka panjang.
Kerusakan Kepercayaan Publik
Hal yang juga memprihatinkan adalah timbulnya manipulasi politik. Tentu saja manipulasi politik dan ketidakjujuran yang dilakukan oleh opportunis politik dapat merusak kepercayaan publik terhadap institusi politik.Â
Ketika masyarakat merasa bahwa politikus tidak konsisten atau hanya mengejar keuntungan pribadi, kepercayaan mereka terhadap proses demokrasi dan integritas lembaga politik dapat menurun.
Joseph Nye, seorang ahli hubungan internasional dan teori kekuasaan menyatakan, "Kekuasaan politik yang efektif memerlukan kombinasi dari kekuatan dan strategi, serta integritas moral."Â
Joseph Nye menekankan pentingnya integritas dalam politik untuk menghindari perilaku oportunis yang merusak kepercayaan publik.
Sementara itu, mantan Presiden Jimmy Carter pernah mengatakan, "Demokrasi yang sehat memerlukan transparansi dan akuntabilitas. Ketika sistem politik dipengaruhi oleh opportunis yang hanya mengejar keuntungan pribadi, kepercayaan rakyat terhadap demokrasi dapat erosi."
Melihat kenyataan demikian mengkuatirkan, maka penting dilakukan reformasi dalam penegakan hukum yang tegas. Maka perundang-undangan dan hukum diperlukan untuk mengatasi dampak oportunis politik guna memperkuat demokrasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H