Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Soft Landing dan Transisi Kekuasaan

21 Agustus 2024   10:37 Diperbarui: 21 Agustus 2024   13:05 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Meskipun tidak ada mekanisme demokrasi atau transparansi, proses ini tetap berjalan lancar berkat kendali kuat rezim. Stabilitas transisi di sini bukan didorong oleh negosiasi atau persiapan bersama, melainkan oleh otoritas absolut yang memastikan tidak ada gejolak.

Di Afrika, pendekatan terhadap soft landing sangat beragam. Ghana adalah contoh positif di mana transisi kekuasaan berjalan damai dan terencana sejak reformasi demokratis pada 1992. 

Di Zimbabwe, transisi dari Robert Mugabe ke Emmerson Mnangagwa pada 2017 diwarnai ketidakpastian dan tekanan politik. Meskipun ada usaha untuk menciptakan soft landing, ketegangan politik dan intervensi militer menunjukkan tantangan yang sering dihadapi di negara-negara dengan sejarah konflik.

Perbandaingan

Perbandingan antara China dan Amerika Serikat menggambarkan dua model transisi kekuasaan yang kontras. Di China, transisi kekuasaan terstruktur dan direncanakan dalam kerangka partai yang kuat. 

Sementara itu, di Amerika Serikat, meskipun transisi didasarkan pada sistem demokrasi, perbedaan politik dapat menciptakan tantangan dalam mencapai soft landing, terutama ketika terjadi konflik internal yang memengaruhi legitimasi proses.

Jika dibandingkan dengan Korea Utara, transisi di Afrika menunjukkan beragam tantangan. Di Korea Utara, stabilitas didukung oleh kontrol otoriter, sementara di Afrika, keberhasilan soft landing sangat tergantung pada kualitas institusi demokratis dan kesiapan masyarakat untuk menerima pergantian kepemimpinan. 

Kunci Soft Landing

Keberhasilan soft landing di China sangat bergantung pada perencanaan jangka panjang yang dilakukan oleh Partai Komunis. Dengan persiapan yang matang, penerus dipersiapkan sejak dini melalui mekanisme kaderisasi dan evaluasi ketat. 

Hal ini memungkinkan penerus memahami tantangan sebelum mengambil alih kekuasaan, menciptakan stabilitas politik dan menjaga kesinambungan kebijakan.

Di sisi lain, meskipun transisi kekuasaan di Amerika Serikat diatur oleh konstitusi, dinamika politik yang kompleks dapat mengganggu soft landing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun