Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tradisi

15 Agustus 2024   14:00 Diperbarui: 23 Agustus 2024   06:11 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketersediaan air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat di lereng Gunung Merbabu, terutama di desa Gladagsari. 

'Tuk' Goa Walandi

Di desa ini, terdapat sumber air Goa Walandi yang memiliki peran vital dalam kehidupan sehari-hari warganya. Sebagian besar masyarakat sangat bergantung pada sumur tersebut untuk memenuhi kebutuhan air mereka.

Sebagai bentuk penghormatan dan upaya pelestarian sumber air tersebut, masyarakat dusun Ngaglik, Gladagsari, Boyolali, rutin mengadakan acara Dawuhan. 

Acara ini merupakan tradisi sedekah air yang dilakukan sebagai ungkapan syukur atas melimpahnya air dari sumber tersebut. 

Dawuhan dilaksanakan sekali setahun, biasanya pada pertengahan tahun, sebagai sarana, doa bersama untuk menjaga kelestarian sumber air.

Kenduri Warga Ngaglik

Pada acara Dawuhan, masyarakat berkumpul di lokasi sumber air untuk mengadakan kenduri atau jamuan makan bersama. 

Salah satu tradisi penting dalam acara ini adalah penyembelihan 'kambing kendhit', yang dipersembahkan kepada 'penunggu' di sumber air ini. 

Upacara kenduri sesaji, yang dikenal dengan dawuhan ini sebagai upaya "memetri," atau melestarikan sumber air atau 'tuk' di Goa Walandi.

Prosesi ritual tersebut dilakukan dengan tujuan memastikan bahwa sumber air tetap memberikan kehidupan bagi masyarakat di Ngaglik, Gladagsari. 

Selain itu, ritual ini juga bertujuan untuk mencegah eksploitasi di kawasan Goa Walandi yang dapat merusak kawasan tersebut.

Pentas Seni di Goa Walandi

Setelah upacara kenduri dan doa bersama yang dipimpin sesepuh dusun Ngablak, acara dilanjutkan dengan pertunjukan seni tradisional. 

Para remaja dan anak-anak desa menampilkan Tarian Jawa, seperti tari Gambyong, dan Tari Teh Tiongke. Sebagaimana dikatehui Dusun Ngaglik adalah penghasil atau produsen teh Tiongke yang cukup terkenal.

Pertunjukan seni tari ini tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk melestarikan budaya dan tradisi Jawa yang telah diwariskan secara turun-temurun. 

Makan Bersama di 'Goa walandi'

Sebagai bentuk kesatuan dan guyub rukun, masyarakat juga melakukan makan bersama. Nasi tumpeng, yang merupakan simbol syukur, menjadi hidangan utama dalam acara ini, bersama dengan olahan 'kambing kendhit' yang telah dipersembahkan sebelumnya. 

Tradisi Dawuhan adalah contoh bagaimana masyarakat di Ngaglik, Gladagsari menjaga keseimbangan antara kehidupan modern dan pelestarian alam. 

Melalui acara ini, mereka tidak hanya merayakan syukur atas kekayaan sumber daya alam yang ada, tetapi juga meneruskan nilai-nilai budaya yang telah ada sejak lama.

Menjaga Ekologi

Dengan mengadakan Dawuhan secara rutin, masyarakat berharap agar sumber air 'Goa Walandi' tetap terjaga ekosistemnya, dan mampu memenuhi kebutuhan mereka di masa mendatang.

Melalui upacara ini, masyarakat Ngaglik, Gladagsari, Kabupaten Boyolali diajak mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Mahakuasa yang telah memberikan kekayaan alam kepada mereka.

Dengan Tradisi Dawuhan masyarakat diharapkan terus menjaga keberlangsungan hidup, dan bersatu untuk menjaga ekologi melaui kolaborasi dengan budaya lokal.

Dalam setiap pelaksanaan Tradisi Dawuhan, terlihat jelas betapa kuatnya relasi antara masyarakat dan alam. Dengan pelestarian tradisi ini, mereka memastikan bahwa nilai-nilai budaya dan alam tetap terjaga untuk generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun