Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Akademisi

Berminat Dalam Bidang Sosial, Iptek, dan Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kecemasan Pada Remaja, Jenis dan Dampaknya

7 Agustus 2024   18:11 Diperbarui: 9 Agustus 2024   19:00 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gangguan kecemasan (anxiety disorder) di kalangan remaja di Indonesia merupakan masalah serius yang mempengaruhi kesejahteraan mereka secara signifikan. 

Misalnya, Aulia, seorang siswi di Jakarta, sering kali merasa gelisah dan cemas berlebihan terkait tekanan akademis dan sosial di sekolah. 

Gejala yang dialaminya termasuk sulit tidur, mudah tersinggung, dan ketegangan fisik seperti sakit perut. 

Andi, seorang remaja di Surabaya, menghadapi gangguan kecemasan sosial yang membuatnya enggan untuk berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya atau berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler. 

Gejala Kecemasan

Remaja dengan gangguan kecemasan dapat mengalami perasaan cemas yang persisten, gelisah, dan mudah tersinggung. 

Mereka sering mengantisipasi hasil negatif dan mungkin menunjukkan gejala fisik seperti detak jantung yang cepat, sesak napas, sakit perut, kelelahan, insomnia, atau ketegangan otot.

Jenis Gangguan Kecemasan

Gangguan kecemasan mencakup berbagai jenis, termasuk fobia, gangguan panik, gangguan kecemasan sosial, dan gangguan kecemasan umum.

Alya: "Aku merasa gelisah belakangan ini, sering kali berpikir tentang hal-hal buruk yang bisa terjadi."

Setiap jenisnya memanifestasikan dampak yang berbeda, memengaruhi bagaimana remaja berinteraksi dengan lingkungan dan teman sebaya mereka.

1. Fobia
Fobia melibatkan ketakutan intens dan irasional terhadap objek atau situasi tertentu, seperti ketinggian, hewan, atau terbang. 

Eka: "Aku benar-benar takut tinggi. Kalau naik tangga ke lantai atas, aku langsung gemetaran dan tidak bisa bergerak."

Remaja dengan fobia mungkin melakukan hal-hal yang ekstrim untuk menghindari pemicu mereka, yang dapat mengganggu fungsi sehari-hari mereka secara signifikan.

2. Kepanikan

Gangguan panik ditandai dengan serangan panik berulang, periode tiba-tiba ketakutan atau ketidaknyamanan yang intens. 

Serangan ini dapat meliputi gejala seperti detak jantung berdebar, keringat berlebihan, gemetar, dan perasaan kehancuran yang mendadak.

Remaja dengan gangguan panik sering kali mengembangkan ketakutan untuk mengalami serangan lagi, yang dapat mengarah pada perilaku menghindar.

3. Kecemasan Sosial

Gangguan kecemasan sosial melibatkan ketakutan intens terhadap situasi sosial di mana remaja takut untuk merasa malu atau dihina. 

Mereka mungkin menghindari interaksi sosial, berbicara di depan umum, atau berpartisipasi dalam kegiatan kelompok, yang dapat mempengaruhi perkembangan akademis dan sosial mereka.

Tanda Kecemasan dan Dampaknya
 

Gangguan kecemasan umum ditandai dengan kekhawatiran berlebihan tentang berbagai aspek kehidupan, seperti kinerja sekolah, masalah keluarga, atau kesehatan pribadi.

Remaja dengan gangguan kecemasan mungkin merasa sulit mengendalikan kekhawatiran mereka dan sering mengalami gejala fisik seperti sakit kepala atau sakit perut.

Kecemasan yang persisten dapat menyebabkan penarikan diri dari aktivitas yang dahulu dinikmati, enggan untuk mencoba hal-hal baru, atau kesulitan berkonsentrasi di sekolah.

Faktor Risiko

Beberapa faktor berkontribusi terhadap perkembangan gangguan kecemasan pada remaja, termasuk genetika, riwayat keluarga dengan kecemasan, peristiwa hidup yang menekan, dan temperamen individu.

Remaja dengan karakteristik tertentu, seperti perfeksionisme atau sensitivitas terhadap kritik, mungkin lebih rentan mengembangkan gangguan kecemasan.

Peran Keluarga dan Sekolah

Dukungan keluarga memainkan peran penting dalam manajemen gangguan kecemasan pada remaja. 

Komunikasi terbuka, dorongan untuk mencari pengobatan, dan pengurangan stres dalam lingkungan rumah dapat berdampak positif pada pemulihan.

Sekolah dapat memberikan bimbingan layanan dan dukungan untuk membantu remaja mengelola kecemasan mereka agar mereka dapat berhasil secara akademis.

Mengenali tanda dan gejalanya secara dini, mencari bantuan profesional, dan menyediakan lingkungan yang mendukung merupakan langkah penting dalam mengelola gangguan kecemasan secara efektif. 

Dengan pengobatan dan dukungan yang tepat, remaja dapat belajar mengelola kecemasan mereka dan menjalani kehidupan yang memuaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun