Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mengapa Kekuasaan Harus Dibatasi?

6 Agustus 2024   20:40 Diperbarui: 6 Agustus 2024   23:11 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: https://www.nation.com.pk

Konsep bahwa kekuasaan harus terbatas adalah prinsip dasar dalam teori politik dan pemerintahan yang diusulkan oleh banyak tokoh penting.

Berikut adalah uraian dari beberapa tokoh politik terkait dengan ide ini:

1. Montesquieu 

Dalam karyanya "The Spirit of the Laws" (1748), Montesquieu memperkenalkan teori pemisahan kekuasaan. Ia berargumen bahwa kekuasaan harus dibagi menjadi tiga cabang yang terpisah---legislatif, eksekutif, dan yudikatif---untuk mencegah penyalahgunaan kekuasaan. 

Montesquieu percaya bahwa dengan membagi kekuasaan, tidak ada satu cabang pun yang bisa menguasai yang lain secara absolut, sehingga kekuasaan dapat diawasi dan dibatasi.

2. John Locke 

Locke dalam "Two Treatises of Government" (1689), mengemukakan pandangan bahwa kekuasaan pemerintah harus terbatas oleh hukum dan kontrak sosial. Ia percaya bahwa individu memiliki hak alami yang tidak dapat dilanggar oleh pemerintah, seperti hak atas kehidupan, kebebasan, dan properti. Pemerintah hanya sah jika ia mendapatkan persetujuan dari yang diperintah dan melindungi hak-hak tersebut.

3. Thomas Hobbes

Meskipun Hobbes dalam "Leviathan" (1651) lebih condong pada pandangan bahwa kekuasaan monarki absolut diperlukan untuk menjaga ketertiban dan keamanan, ia juga mengakui bahwa kekuasaan ini harus dibatasi oleh kontrak sosial.

Hobbes percaya bahwa tanpa batasan ini, kekuasaan absolut bisa menjadi tirani, dan masyarakat perlu menyetujui batasan-batasan tertentu untuk memastikan perlindungan mereka.

4. James Madison

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun