Mencari simpati dari orang lain adalah kebiasaan umum bagi mereka yang memerankan diri sebagai korban. Mereka mungkin sering berbicara tentang kesulitan dan penderitaan mereka untuk mendapatkan dukungan emosional atau perhatian ekstra dari orang-orang di sekitar mereka.
Misalnya, seseorang mungkin berkata kepada rekan kerjanya, "Saya benar-benar kelelahan karena harus menangani semua pekerjaan ini sendirian, dan tidak ada yang peduli."
Tindakan ini sering kali berujung pada hubungan yang tidak sehat dan ketergantungan emosional. Seseorang di sebuah organisasi atau perusahaan sering berkata, "Saya merasa semua orang selalu meninggalkan saya ketika saya membutuhkan mereka."Â
Kebiasaan ini bisa menciptakan dinamika yang tidak sehat, di mana orang tersebut terus-menerus bergantung pada dukungan emosional orang lain tanpa benar-benar mencari solusi.
5. Menolak Bantuan orang lain
Ketika orang lain mencoba menawarkan bantuan atau saran, seorang playing victim sering kali menolak atau mengabaikannya.
Misalnya, jika seorang rekan kerja mengatakan, "Saya bisa membantu Anda menyelesaikan pekerjaan ini jika Anda mau," orang yang biasa berperan sebagai korban akan menjawab, "Terima kasih, tapi sepertinya tidak ada yang bisa memperbaiki situasi ini. Saya sudah mencoba segalanya."
Contoh lain dapat ditemukan dalam urusan pribadi. Ketika seorang teman menawarkan saran untuk mengatasi masalah pribadi dengan mengatakan, "Mungkin Anda bisa mencoba berbicara dengan seorang konselor tentang ini," orang tersebut mungkin menanggapi dengan mengatakan, "Saya sudah mencoba banyak hal, dan sepertinya semua usaha itu sia-sia."
Menolak dukungan ini hanya akan menghambat kemampuan mereka untuk mengatasi masalah dan memperbaiki situasi.
6. Manipulasi emosi
Ketika seseorang memanipulasi emosi dengan berpura-pura menjadi korban, mereka sering kali menggunakan pernyataan yang dirancang untuk menimbulkan rasa bersalah atau simpati. Misalnya dengan mengatakan, "Aku tidak mengerti mengapa semua orang terus-menerus menuduhku melakukan hal-hal buruk. Aku hanya mencoba yang terbaik dan terus-menerus merasa disalahpahami."