Mohon tunggu...
Obed
Obed Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Menghidupi Kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

6 Kebiasaan Buruk Orang yang Suka Playing Victim

1 Agustus 2024   16:10 Diperbarui: 1 Agustus 2024   19:57 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tindakan ini sering kali berujung pada hubungan yang tidak sehat dan ketergantungan emosional. Seseorang di sebuah organisasi atau perusahaan sering berkata, "Saya merasa semua orang selalu meninggalkan saya ketika saya membutuhkan mereka." 

Kebiasaan ini bisa menciptakan dinamika yang tidak sehat, di mana orang tersebut terus-menerus bergantung pada dukungan emosional orang lain tanpa benar-benar mencari solusi.

5. Menolak Bantuan orang lain

Ketika orang lain mencoba menawarkan bantuan atau saran, seorang playing victim sering kali menolak atau mengabaikannya.

Misalnya, jika seorang rekan kerja mengatakan, "Saya bisa membantu Anda menyelesaikan pekerjaan ini jika Anda mau," orang yang biasa berperan sebagai korban akan menjawab, "Terima kasih, tapi sepertinya tidak ada yang bisa memperbaiki situasi ini. Saya sudah mencoba segalanya."

Contoh lain dapat ditemukan dalam urusan pribadi. Ketika seorang teman menawarkan saran untuk mengatasi masalah pribadi dengan mengatakan, "Mungkin Anda bisa mencoba berbicara dengan seorang konselor tentang ini," orang tersebut mungkin menanggapi dengan mengatakan, "Saya sudah mencoba banyak hal, dan sepertinya semua usaha itu sia-sia."

Menolak dukungan ini hanya akan menghambat kemampuan mereka untuk mengatasi masalah dan memperbaiki situasi.

6. Manipulasi emosi

Ketika seseorang memanipulasi emosi dengan berpura-pura menjadi korban, mereka sering kali menggunakan pernyataan yang dirancang untuk menimbulkan rasa bersalah atau simpati. Misalnya dengan mengatakan, "Aku tidak mengerti mengapa semua orang terus-menerus menuduhku melakukan hal-hal buruk. Aku hanya mencoba yang terbaik dan terus-menerus merasa disalahpahami."

Kalimat ini itu menunjukkan bahwa mereka adalah korban dari ketidakadilan dan kurangnya pemahaman dari orang lain, sementara sebenarnya mereka mungkin menghindari tanggung jawab atas tindakan atau kesalahan mereka.

Di sisi lain, pernyataan seperti, "Kenapa kamu selalu memperlakukanku seperti ini? Aku sudah melakukan semua yang aku bisa, tapi tidak ada yang pernah menghargai usahaku. Tidak adil sekali!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun