Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Akademisi

Memiliki minat dalam bidang sosial, iptek, dan Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Krisis Yang Dialami Kaum Disabilitas

1 Agustus 2024   07:54 Diperbarui: 4 Agustus 2024   00:09 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: https://www.bushprisby.com

Krisis Secara Jasmani

Disabilitas fisik, seperti tuna daksa, mencakup berbagai kondisi yang dapat mempengaruhi kemampuan gerak seseorang. Tuna daksa sering kali disebabkan oleh kelainan neuro-muskular atau struktur tulang, baik bawaan, akibat penyakit, atau dampak kecelakaan. 

Contoh kondisi ini meliputi cerebral palsy, spina bifida, distrofi otot, serta cedera tulang belakang yang dapat mengakibatkan kelumpuhan. 

Disabilitas fisik juga bisa disebabkan oleh kecelakaan serius, seperti kecelakaan mobil atau olahraga, serta penyakit seperti polio yang merusak sistem saraf. Kehilangan organ tubuh, seperti amputasi, juga berkontribusi pada tuna daksa.

Perubahan bentuk tubuh yang disebabkan oleh disabilitas ini sering kali mempengaruhi kemampuan seseorang untuk melaksanakan fungsi sosial di masyarakat. 

Meskipun mereka masih bisa beraktivitas dan berpikir normal, bagian tubuh yang rusak dapat menghambat kemampuan mereka.

Krisis Secara Sosial dan Ekonomi

Setiap individu memiliki kebutuhan sosial dan berusaha menyesuaikan diri dengan norma masyarakat. Krisis sosial terjadi ketika individu berperilaku tidak sesuai dengan standar norma, atau merasa terisolasi dari lingkungan sosial mereka.

Penyandang disabilitas sering kali mengalami krisis sosial dengan menarik diri dari keramaian dan lebih memilih menyendiri, sebagai respons terhadap tekanan sosial atau kurangnya aksesibilitas. 

Dukungan sosial dan peningkatan aksesibilitas dapat mengurangi krisis sosial tersebut. Di sisi ekonomi, penyandang disabilitas menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan hidup, terutama dengan biaya hidup yang tinggi dan kesulitan mencari pekerjaan. 

Stigma dan hambatan sering kali membatasi akses mereka terhadap lapangan kerja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun