Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memiliki Pendidikan Tinggi Tidak Selalu Linear dengan Pendapatan Tinggi

30 Juli 2024   20:44 Diperbarui: 2 Agustus 2024   05:48 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai contoh, di bidang teknologi informasi atau teknik, di mana ada kekurangan tenaga kerja terampil. 

Pekerja dengan pendidikan formal yang tidak begitu tinggi tetapi memiliki keterampilan praktis yang relevan bisa mendapatkan pendapatan yang lebih tinggi karena keahlian mereka.

Keterampilan Praktis vs. Pendidikan Formal

Keterampilan praktis dan pengalaman kerja sering kali lebih dihargai di pasar kerja dibandingkan pendidikan formal. Menurut laporan dari Burning Glass Technologies, 61% dari semua pekerjaan memerlukan keterampilan praktis yang spesifik.

Selain itu, studi dari Harvard Business School menunjukkan bahwa 37% pengusaha menganggap pengalaman kerja lebih penting daripada gelar sarjana saat merekrut karyawan. 

Di sektor teknologi, misalnya, banyak perusahaan besar seperti Google dan Apple tidak lagi mengharuskan pelamar memiliki gelar sarjana, tetapi lebih fokus pada keterampilan dan pengalaman nyata. 

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan praktis dan pengalaman langsung dapat memberikan keunggulan yang signifikan dalam mencari pekerjaan.

Perubahan Teknologi dan Industri

Sebuah laporan McKinsey pada 2017 memperkirakan bahwa hampir setengah pekerjaan di dunia dapat diotomatisasi dengan teknologi saat ini. 

Otomatisasi dan AI memang mengancam beberapa pekerjaan yang memerlukan gelar sarjana, tetapi pendidikan tinggi tetap penting.

Pendidikan tinggi mempersiapkan seseorang dengan keterampilan lanjutan dan soft skills seperti kreativitas dan kepemimpinan yang sulit diotomatisasi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun