Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kekeringan Melanda Gunungkidul

22 Juli 2024   18:53 Diperbarui: 1 Agustus 2024   10:07 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dukungan finansial dari kerabat yang sukses di urban memberikan mereka kesempatan untuk tetap bertahan di desa. Selain itu, banyak orang tua di Jati Candirejo terpaksa mencari pekerjaan alternatif untuk mendukung kehidupan mereka, seperti menjadi buruh tani, bekerja sebagai pembantu rumah tangga di kota, atau terlibat dalam berbagai usaha lain yang dianggap lebih prospektif. 

Perubahan ini mencerminkan adaptasi mereka terhadap tantangan ekonomi yang semakin berat dan ketidakpastian dalam sektor pertanian.

Kemajuan yang diharapkan dan Tantangan Ekonomi

Pada tahun 1990-an, Gunungkidul mengalami kemajuan dalam pengelolaan air dengan hadirnya PDAM yang mengambil air dari Gua Bribin.

Inisiatif ini memberikan solusi signifikan terhadap masalah kekurangan air yang dihadapi masyarakat, yang sebelumnya harus bergantung pada sumber air yang jauh dan sulit diakses. 

Dengan adanya pasokan air bersih yang lebih stabil, kebutuhan air sehari-hari dapat dipenuhi dengan lebih baik, mengurangi kesulitan yang dialami warga selama musim kemarau. 

Selain itu, pedagang keliling kampung juga mulai hadir untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, menjual lauk pauk dan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Hal ini membuat akses ke bahan makanan menjadi lebih mudah dan membantu meningkatkan kualitas hidup penduduk.

Namun, meskipun perbaikan infrastruktur air dan kemudahan akses pangan membawa manfaat besar, pengelolaan tanah untuk pertanian tetap merupakan tantangan besar.

Tanah di Gunungkidul sering mengalami penurunan kesuburan akibat praktik pertanian yang kurang berkelanjutan, dan penggunaan pupuk kimia. Penurunan produktivitas tanah ini mempersulit petani dalam menghasilkan panen yang memadai, menambah kesulitan dalam mendukung ketahanan pangan dan ekonomi lokal. 

Solusi untuk masalah ini memerlukan pendekatan yang lebih holistik, termasuk perbaikan teknik pertanian dan pemulihan kesuburan tanah untuk mendukung keberlanjutan pertanian di wilayah tersebut.

Pada tahun 1990-an, meskipun PDAM sudah menyediakan pasokan air dari Gua Bribin dan pedagang keliling mempermudah akses bahan makanan, penduduk Gunungkidul masih harus menghadapi tantangan ekonomi yang berat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun