Hikmat diidentifikasi sebagai sumber dari mana penguasa atau pemimpin dapat memperoleh kualitas untuk memerintah dengan baik. Ajaran ini menekankan bahwa kebijaksanaan tidak hanya penting untuk membuat keputusan yang tepat secara individu, tetapi juga untuk memimpin suatu masyarakat dengan keadilan dan keberanian.
Secara praktis, prinsip ini mendorong pemimpin untuk mencari hikmat dan pengertian melalui refleksi, studi, dan konsultasi. Mereka diajarkan untuk mengambil keputusan berdasarkan nilai-nilai moral dan etika yang diperoleh dari kebijaksanaan, yang mengarah pada pemimpinan yang berdasarkan integritas dan tanggung jawab.
Ayat ini juga menunjukka bahwa pemimpin yang bijaksana akan menjalankan keadilan. Mereka tidak hanya berusaha untuk kepentingan pribadi atau kelompok, tetapi juga memastikan bahwa keputusan dan kebijakan yang mereka buat memperhatikan kepentingan bersama dan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.
Sikap Melayani
Selain itu, Alkitab juga menekankan pentingnya pelayanan dan kehormatan dalam pemerintahan. Yesus sendiri memberikan contoh pelayanan yang rendah hati ketika Dia berkata bahwa "Barangsiapa di antara kamu ingin menjadi besar, hendaklah ia menjadi pelayanmu"Â (Markus 10:43). Ini menggambarkan bahwa pemerintah dan wakil rakyat seharusnya melayani dengan integritas dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi atau kelompok.
Bagi pemerintah ataupun wakil rakyat yang bertanggung jawab, Alkitab juga menyarankan untuk berdiri teguh dalam kebenaran dan menolak godaan untuk melakukan kecurangan atau korupsi. Kitab Ulangan menegaskan, Ulangan 16:19 (TB) Â Janganlah memutarbalikkan keadilan, janganlah memandang bulu dan janganlah menerima suap, sebab suap membuat buta mata orang-orang bijaksana dan memutarbalikkan perkataan orang-orang yang benar.
Hal ini menunjukkan bahwa integritas dan kejujuran merupakan prinsip yang harus dipegang teguh oleh setiap pemimpin yang bijaksana.
Selain itu, pemerintah dan wakil rakyat juga dipanggil untuk memimpin dengan belas kasihan dan keadilan. Yesaya 1:17 mengajarkan, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!
Ini menunjukkan bahwa pemerintah memiliki tanggung jawab moral untuk membela orang-orang yang lemah dan rentan di dalam masyarakat.
Pemerintah ataupun wakil rakyat memiliki panggilan yang suci untuk memelihara ketertiban, keadilan, dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Mereka adalah pelayan yang dipanggil untuk memimpin dengan penuh tanggung jawab, integritas, dan kebijaksanaan, sambil selalu mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi.Â
Dalam mengemban tugas ini, mereka diharapkan untuk senantiasa mengacu pada ajaran-ajaran Alkitab yang menjadi landasan moral dan etika dalam kepemimpinan yang sejati dan bermartabat