Mohon tunggu...
Obed Antok
Obed Antok Mohon Tunggu... Jurnalis - Tukang tulis

Berminat Dalam Bidang Sosial, Politik, Iptek, Pendidikan, dan Pastoral Konseling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemimpin yang rendah Hati dalam perspektif Kristiani

17 Juli 2024   23:24 Diperbarui: 23 Juli 2024   23:43 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istilah "kerendahan hati" dalam Alkitab dapat ditemukan dalam berbagai ayat, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Sebagai contoh, dalam Perjanjian Lama, Kitab Amsal 22:4 (עֲנָוָה, anavah) menyatakan:"Balasan kerendahan hati, yaitu takut akan TUHAN, adalah kekayaan, kehormatan, dan hidup."

Ayat ini menekankan bahwa kerendahan hati yang sejati adalah sikap yang membawa berkat dari Tuhan, bukan hanya dalam aspek materi, tetapi juga dalam kehidupan rohani seseorang.

Ayat dalam Alkitab dalam bahasa Ibrani yang mengajarkan tentang kerendahan hati dapat ditemukan dalam berbagai bagian. Salah satu contoh yang terkenal adalah dalam Kitab Mazmur 25:9 (תַּשְׁפִּילֵנִי, tašpilēnî) yang berbunyi:  "Ia membimbing orang-orang yang rendah hati menurut hukum, dan Ia mengajarkan jalan-Nya kepada orang-orang yang rendah hati."

Ayat ini menekankan pentingnya kerendahan hati dalam memperoleh bimbingan dan pengajaran dari Tuhan.

Sebagai salah satu contoh yang terkenal karena kerendahan hatinya dalam Alkitab adalah Musa. Kitab Bilangan 12:3 (בְּעַבְדִּי הוּא נֶאֱמָן, be'avdi hu ne'eman) mencatat:

"Musa adalah seorang yang sangat rendah hati, lebih dari pada semua orang yang ada di muka bumi."

Ayat ini menggambarkan Musa sebagai sosok yang rendah hati di hadapan Tuhan, meskipun ia memegang posisi penting sebagai pemimpin bangsa Israel. Kesetiaan dan kerendahan hati Musa adalah kualitas yang membedakannya, membuatnya dicatat dalam Alkitab sebagai teladan yang kuat tentang pentingnya sikap kerendahan hati di hadapan Tuhan.

Ciri-ciri Kerendahan hati

Kerendahan hati adalah salah satu nilai utama dalam kepemimpinan Kristen yang tercermin dalam ajaran Yesus Kristus sendiri. Yesus, sebagai teladan utama, mengajarkan bahwa seorang pemimpin sejati adalah pelayan bagi orang lain. 

Dalam Injil Matius 20:28, Yesus menyatakan bahwa tujuan datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Ini menunjukkan bahwa sikap yang paling mulia dalam kepemimpinan adalah kesediaan untuk mengabdikan diri untuk kepentingan orang lain, tanpa memikirkan pengakuan atau keuntungan pribadi.

Dalam budaya Jawa, konsep "rendah hati" tercermin dalam berbagai istilah yang menggambarkan sikap yang menghargai kebersahajaan dan penghargaan terhadap orang lain. Istilah seperti "nrima" menekankan pentingnya menerima dengan rendah hati, baik dalam pujian maupun dalam interaksi sehari-hari. 

"Nrima" menunjukkan sikap penerimaan tanpa kesombongan atau penolakan, mencerminkan kerendahan hati yang dalam dalam menyambut.

Selain itu, istilah "andhap asor" juga memberikan nuansa kebersahajaan dan ketulusan dalam sikap seseorang. Istilah ini menggambarkan orang yang tidak mengumbar keangkuhan atau mencari pengakuan diri, melainkan hidup dengan sederhana dan ramah terhadap semua orang. Di dalam kehidupan sehari-hari, sikap "andhap asor" mengajarkan nilai-nilai kerendahan hati yang esensial dalam menjalin hubungan yang harmonis dan menghargai kontribusi setiap orang dalam lingkungannya.

Selain itu, kerendahan hati dalam kepemimpinan Kristen tercermin dalam sikap menghargai dan mendorong orang lain. Seorang pemimpin yang rendah hati tidak mencari pengakuan atau pujian untuk dirinya sendiri, tetapi memuliakan Allah dan mendorong orang lain untuk berkembang dalam karunia dan panggilan mereka.

Pemimpin Kristen yang memiliki kerendahan hati juga membuat keputusan berdasarkan kasih dan kebijaksanaan ilahi. Mereka tidak menggunakan kekuasaan atau otoritas mereka untuk menguntungkan diri sendiri atau untuk memenuhi ambisi pribadi, tetapi dengan rendah hati mencari kehendak Allah dan berusaha memuliakan-Nya dalam setiap langkah yang diambil.

Terakhir, kerendahan hati dalam kepemimpinan Kristen juga tercermin dalam kemurahan hati dan pengampunan yang mereka tunjukkan kepada orang lain. Mereka mengikuti contoh Kristus yang memberikan kasih dan pengampunan tanpa syarat kepada orang-orang yang berdosa.

Kerendahan hati bukan hanya menjadi karakteristik personal, tetapi juga fondasi utama dalam memimpin orang lain menuju Tuhan Yesus Kristus dan mewujudkan Kerajaan Allah di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun