Mohon tunggu...
Obed
Obed Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Saya memiliki pengetahuan dan ketertarikan dalam bidang penulisan artikel tentang teologi, teknologi, dan pendidikan. Saya mengabdikan diri untuk mengajar dan berbagi ilmu dalam ketiga bidang tersebut. Penulisan artikel teologi memungkinkan saya untuk mengeksplorasi konsep-konsep spiritual dan keagamaan secara mendalam. Dalam bidang teknologi, saya tertarik untuk menulis tentang inovasi dan perkembangan terbaru. Sementara itu, di bidang pendidikan, saya fokus pada metode pengajaran dan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemimpin yang "Andhap Asor, dan Lembah Manah"

17 Juli 2024   23:24 Diperbarui: 17 Juli 2024   23:35 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Istilah "kerendahan hati" dalam Alkitab dapat ditemukan dalam berbagai ayat, baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru. Sebagai contoh, dalam Perjanjian Lama, Kitab Amsal 22:4 (עֲנָוָה, anavah) menyatakan:

"Balasan kerendahan hati, yaitu takut akan TUHAN, adalah kekayaan, kehormatan, dan hidup."

Ayat ini menekankan bahwa kerendahan hati yang sejati adalah sikap yang membawa berkat dari Tuhan, bukan hanya dalam aspek materi, tetapi juga dalam kehidupan spiritual dan moral seseorang.

Ayat dalam Alkitab dalam bahasa Ibrani yang mengajarkan tentang kerendahan hati dapat ditemukan dalam berbagai bagian. Salah satu contoh yang terkenal adalah dalam Kitab Mazmur 25:9 (תַּשְׁפִּילֵנִי, tašpilēnî) yang berbunyi:

"Orang-orang yang rendah hati akan Dia tunjukkan jalan-Nya dan akan Dia ajar mereka jalan yang patut."

Ayat ini menekankan pentingnya kerendahan hati dalam memperoleh bimbingan dan pengajaran dari Tuhan.

Kerendahan Hati Musa
Salah satu contoh orang yang dikenal karena kerendahan hatinya dalam Alkitab adalah Musa. Kitab Bilangan 12:3 (בְּעַבְדִּי הוּא נֶאֱמָן, be'avdi hu ne'eman) mencatat:

"Musa adalah seorang yang sangat rendah hati, lebih dari pada semua orang yang ada di muka bumi."

Ayat ini menggambarkan Musa sebagai sosok yang khususnya rendah hati di hadapan Tuhan, meskipun ia memegang posisi penting sebagai pemimpin bangsa Israel. Kesetiaan dan kerendahan hati Musa adalah kualitas yang membedakannya, membuatnya dicatat dalam Alkitab sebagai teladan yang kuat tentang pentingnya sikap kerendahan hati di hadapan Tuhan.

Ciri-ciri Kerendahan hati

Kerendahan hati adalah salah satu nilai utama dalam kepemimpinan Kristen yang tercermin dalam contoh hidup dan ajaran Yesus Kristus sendiri. Yesus, sebagai teladan utama, mengajarkan bahwa seorang pemimpin sejati adalah pelayan bagi orang lain. 

Dalam Injil Matius 20:28, Yesus menyatakan bahwa tujuannya bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan memberikan nyawa-Nya sebagai tebusan bagi banyak orang. Ini menunjukkan bahwa sikap yang paling mulia dalam kepemimpinan adalah kesediaan untuk mengabdikan diri untuk kepentingan orang lain, tanpa memikirkan pengakuan atau keuntungan pribadi.

Dalam budaya Jawa, konsep "rendah hati" tercermin dalam berbagai istilah yang menggambarkan sikap yang menghargai kebersahajaan dan penghargaan terhadap orang lain. Istilah seperti "nrima" menekankan pentingnya menerima dengan rendah hati, baik dalam pujian maupun dalam interaksi sehari-hari. 

"Nrima" menunjukkan sikap penerimaan tanpa kesombongan atau penolakan, mencerminkan kerendahan hati yang dalam dalam menyambut

Selain itu, istilah "andhap asor" juga memberikan nuansa kebersahajaan dan ketulusan dalam sikap seseorang. Istilah ini menggambarkan orang yang tidak mengumbar keangkuhan atau mencari pengakuan diri, melainkan hidup dengan sederhana dan ramah terhadap semua orang. Di dalam kehidupan sehari-hari, sikap "andhap asor" mengajarkan nilai-nilai kerendahan hati yang esensial dalam menjalin hubungan yang harmonis dan menghargai kontribusi setiap orang dalam lingkungannya.

Selain itu, kerendahan hati dalam kepemimpinan Kristen tercermin dalam sikap menghargai dan mendorong orang lain. Seorang pemimpin yang rendah hati tidak mencari pengakuan atau pujian untuk dirinya sendiri, tetapi memuliakan Allah dan mendorong orang lain untuk berkembang dalam karunia dan panggilan mereka.

Pemimpin Kristen yang memiliki kerendahan hati juga membuat keputusan berdasarkan kasih dan kebijaksanaan ilahi. Mereka tidak menggunakan kekuasaan atau otoritas mereka untuk menguntungkan diri sendiri atau untuk memenuhi ambisi pribadi, tetapi dengan rendah hati mencari kehendak Allah dan berusaha memuliakan-Nya dalam setiap langkah yang diambil.

Terakhir, kerendahan hati dalam kepemimpinan Kristen juga tercermin dalam kemurahan hati dan pengampunan yang mereka tunjukkan kepada orang lain. Mereka mengikuti contoh Kristus yang memberikan kasih dan pengampunan tanpa syarat kepada orang-orang yang melanggar-Nya.

Kerendahan hati bukan hanya menjadi karakteristik personal, tetapi juga fondasi utama dalam memimpin orang lain menuju Kristus dan mewujudkan Kerajaan Allah di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun