"Nrima" menunjukkan sikap penerimaan tanpa kesombongan atau penolakan, mencerminkan kerendahan hati yang dalam dalam menyambut.
Selain itu, istilah "andhap asor" juga memberikan nuansa kebersahajaan dan ketulusan dalam sikap seseorang. Istilah ini menggambarkan orang yang tidak mengumbar keangkuhan atau mencari pengakuan diri, melainkan hidup dengan sederhana dan ramah terhadap semua orang. Di dalam kehidupan sehari-hari, sikap "andhap asor" mengajarkan nilai-nilai kerendahan hati yang esensial dalam menjalin hubungan yang harmonis dan menghargai kontribusi setiap orang dalam lingkungannya.
Selain itu, kerendahan hati dalam kepemimpinan Kristen tercermin dalam sikap menghargai dan mendorong orang lain. Seorang pemimpin yang rendah hati tidak mencari pengakuan atau pujian untuk dirinya sendiri, tetapi memuliakan Allah dan mendorong orang lain untuk berkembang dalam karunia dan panggilan mereka.
Pemimpin Kristen yang memiliki kerendahan hati juga membuat keputusan berdasarkan kasih dan kebijaksanaan ilahi. Mereka tidak menggunakan kekuasaan atau otoritas mereka untuk menguntungkan diri sendiri atau untuk memenuhi ambisi pribadi, tetapi dengan rendah hati mencari kehendak Allah dan berusaha memuliakan-Nya dalam setiap langkah yang diambil.
Terakhir, kerendahan hati dalam kepemimpinan Kristen juga tercermin dalam kemurahan hati dan pengampunan yang mereka tunjukkan kepada orang lain. Mereka mengikuti contoh Kristus yang memberikan kasih dan pengampunan tanpa syarat kepada orang-orang yang berdosa.
Kerendahan hati bukan hanya menjadi karakteristik personal, tetapi juga fondasi utama dalam memimpin orang lain menuju Tuhan Yesus Kristus dan mewujudkan Kerajaan Allah di dunia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H