Mohon tunggu...
Obed
Obed Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Saya memiliki pengetahuan dan ketertarikan dalam bidang penulisan artikel tentang teologi, teknologi, dan pendidikan. Saya mengabdikan diri untuk mengajar dan berbagi ilmu dalam ketiga bidang tersebut. Penulisan artikel teologi memungkinkan saya untuk mengeksplorasi konsep-konsep spiritual dan keagamaan secara mendalam. Dalam bidang teknologi, saya tertarik untuk menulis tentang inovasi dan perkembangan terbaru. Sementara itu, di bidang pendidikan, saya fokus pada metode pengajaran dan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manifesto Dosen di Era Digital

16 Juli 2024   16:47 Diperbarui: 16 Juli 2024   16:51 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam era pendidikan modern, peran dosen telah mengalami evolusi signifikan dari sekadar pengajar menjadi katalisator yang memotivasi mahasiswa. Generasi Z, yang tumbuh dalam era digital yang cepat dan penuh dengan informasi, sering kali mencari lebih dari sekadar pengetahuan. Mereka menginginkan pemahaman yang mendalam, keterampilan praktis, dan mentor yang dapat mengarahkan mereka menuju karir masa depan.

Dalam acara Studi Institut yang diadakan Persetia dengan menghadirkan pembicara Dr. Epafras, seorang  Peneliti, training instructor at the Inter-Religious Studies (IRS)/Indonesian Consortium for Religious Studies (ICRS), Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta di Rumah Retreat Elika Bandungan, (16/07/2024). Pandangan Dr. Leonard Chrysostomos Epafras, menyoroti pentingnya peran dosen sebagai pembimbing yang tidak hanya menyampaikan materi pelajaran tetapi juga memberikan dorongan semangat, membangun kepercayaan diri, dan membantu mahasiswa mengenali potensi terbaik mereka. Menurutnya, dosen yang efektif harus memperhatikan tidak hanya aspek akademis tetapi juga perkembangan pribadi dan profesional mahasiswa.


Dengan menggunakan teknik pengajaran inovatif, seperti pembelajaran berbasis proyek, kolaborasi antar-disiplin, dan integrasi teknologi, dosen mampu menciptakan lingkungan belajar yang merangsang pemikiran kritis dan kreativitas. Mereka mendukung mahasiswa untuk menghadapi tantangan, mengeksplorasi minat mereka, dan mengembangkan keahlian yang relevan.

Pandangan Dr. Epafras memberi keterangan bahwa peran dosen sebagai teman bagi mahasiswa yang tidak hanya menyampaikan pengetahuan tetapi juga nilai-nilai seperti ketekunan, kemandirian, dan kepemimpinan kepada generasi Z. Sebaga dosen yang menemani juga berarti membuka pintu-pintu bagi mahasiswa/i untuk menemukan jawaban atas tujuan hidupnya.

Dosen berperan penting dalam membentuk individu yang siap menghadapi tantangan global dan berkontribusi positif dalam masyarakat. Selain itu, penting untuk menghargai pendapat mahasiswa tanpa menyalahkan, selain itu penting membuat perkuliahan menjadi pengalaman belajar yang menyenangkan dan bertanggung jawab.


Pemaparan Dr. Epafras tentang inkarnasi Yesus membawa implikasi penting dalam era digital ini. Konsep ini tidak hanya menggambarkan Tuhan menjadi manusia melalui Yesus Kristus dalam dunia fisik, tetapi juga menyoroti bahwa Tuhan secara langsung memasuki kehidupan manusia. Di zaman di mana teknologi dan media sosial mempengaruhi cara kita berinteraksi, ini mengajarkan bahwa Tuhan tidak hanya hadir dalam aspek spiritual, tetapi juga dalam realitas sehari-hari dan relasi manusia secara mendalam.


Dalam era digital, di mana teknologi memfasilitasi komunikasi global dan koneksi antarindividu, pemahaman terhadap inkarnasi Yesus dapat diperluas. Konsep ini menegaskan bahwa Tuhan hadir di tengah-tengah manusia, mengerti dan terlibat dalam pengalaman manusia sehari-hari. Dengan demikian, pengalaman rohani dalam era digital tidak terisolasi dari realitas teknologi, tetapi sebaliknya, dapat disatukan dengan cara yang mendalam dan bermakna.

Implikasi teologis dari inkarnasi dalam era digital mencakup kemampuan untuk menyatukan pengalaman rohani dengan penggunaan teknologi modern. Komunitas Kristen dapat menggunakan platform digital untuk menjangkau lebih banyak orang, membagikan ajaran agama, dan memperluas pelayanan ke dalam berbagai komunitas global. Ini menggambarkan bahwa pesan inkarnasi tidak hanya relevan dalam konteks tradisional gereja, tetapi juga dalam ruang digital yang semakin mempengaruhi cara kita berinteraksi dan mengalami iman.

Selain itu, inkarnasi Yesus menawarkan contoh konkret tentang bagaimana kehadiran ilahi dapat menyentuh setiap aspek kehidupan manusia, termasuk kehidupan digital. Kehadiran Yesus dalam kehidupan manusia tidak terbatas pada waktu dan ruang tertentu, tetapi relevan sepanjang sejarah dan di setiap generasi, termasuk di era digital ini di mana tantangan dan peluang baru muncul.

Dengan demikian, inkarnasi Yesus dalam era digital menegaskan bahwa prinsip-prinsip teologis tidak statis tetapi dapat diaplikasikan dan diinterpretasikan kembali dalam konteks modern. Ini mengundang umat Kristen untuk merenungkan bagaimana nilai-nilai Injil dapat diterapkan dalam penggunaan teknologi yang bertanggung jawab dan mendalam, serta menginspirasi mereka untuk membawa pesan kasih dan pengampunan Kristus kepada dunia yang terhubung secara digital ini.

Dr. Epafras menyampaikan bahwa generasi saat ini menunjukkan ragam keyakinan agama yang inklusif, seperti kesadaran akan sifat relatif kebenaran agama (tentatif), penerimaan terhadap nilai-nilai yang berbeda dari berbagai agama (omnisme), dan penghargaan terhadap keberagaman keyakinan (berbagai keyakinan).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun