Mohon tunggu...
Obed
Obed Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Saya memiliki pengetahuan dan ketertarikan dalam bidang penulisan artikel tentang teologi, teknologi, dan pendidikan. Saya mengabdikan diri untuk mengajar dan berbagi ilmu dalam ketiga bidang tersebut. Penulisan artikel teologi memungkinkan saya untuk mengeksplorasi konsep-konsep spiritual dan keagamaan secara mendalam. Dalam bidang teknologi, saya tertarik untuk menulis tentang inovasi dan perkembangan terbaru. Sementara itu, di bidang pendidikan, saya fokus pada metode pengajaran dan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Awas! Bahaya Penggunaan Gadget Berlebihan!

13 Juli 2024   15:50 Diperbarui: 13 Juli 2024   16:07 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nomophobia, atau ketakutan berlebihan akan kehilangan akses ke ponsel, adalah fenomena yang semakin umum di era digital ini. Orang yang menderita nomophobia seringkali merasa cemas atau panik ketika mereka tidak memiliki akses ke ponsel mereka, baik karena kehabisan baterai, kehilangan sinyal, atau lupa membawa ponsel. 

Ketakutan ini dapat mengganggu aktivitas sehari-hari dan menurunkan kualitas hidup. Gejala nomophobia termasuk perasaan cemas ketika tidak dapat memeriksa pesan atau media sosial, perasaan terisolasi tanpa ponsel, dan kebutuhan untuk selalu membawa charger atau baterai cadangan.

Penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat memperlambat perkembangan kemampuan sosio-emosional individu, terutama pada anak-anak dan remaja. Interaksi tatap muka yang kurang dan ketergantungan pada komunikasi digital dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial, seperti empati, komunikasi verbal, dan kemampuan membaca ekspresi wajah serta bahasa tubuh. 

Anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu dengan gadget cenderung memiliki kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal yang sehat dan dapat mengalami kesulitan dalam mengelola emosi mereka sendiri.

Selain itu, penggunaan gadget yang berlebihan dapat mempengaruhi perkembangan motorik, terutama pada anak-anak. Aktivitas yang melibatkan gadget biasanya bersifat statis dan tidak memerlukan banyak gerakan fisik, yang berarti anak-anak menghabiskan lebih sedikit waktu untuk bermain di luar, berlari, melompat, atau melakukan aktivitas fisik lainnya yang penting untuk perkembangan motorik halus dan kasar. 

Kurangnya aktivitas fisik ini dapat menghambat perkembangan otot dan koordinasi, serta mengurangi kesempatan untuk belajar keterampilan motorik melalui permainan dan aktivitas fisik. Lebih jauh lagi, kehidupan sosial juga dapat terganggu, karena interaksi sosial nyata berkurang dan digantikan oleh interaksi digital yang kurang memadai dalam membangun hubungan yang mendalam dan bermakna.

Penggunaan gadget yang berlebihan dapat memberikan dampak negatif pada masalah penglihatan. Menatap layar gadget untuk waktu yang lama dapat menyebabkan ketegangan mata digital, atau yang sering disebut sindrom penglihatan komputer. 

Gejala umum dari kondisi ini termasuk mata kering, iritasi, penglihatan kabur, dan sakit kepala. Paparan cahaya biru dari layar gadget juga dapat merusak retina mata dan memperburuk masalah penglihatan dari waktu ke waktu. 

Anak-anak dan remaja sangat rentan terhadap efek negatif ini karena mata mereka masih dalam tahap perkembangan, dan waktu yang dihabiskan di depan layar gadget dapat mengganggu perkembangan visual mereka.

Selain masalah penglihatan, penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat menyebabkan insomnia, atau kesulitan tidur. Cahaya biru yang dipancarkan oleh layar gadget dapat mengganggu produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. 

Ketika produksi melatonin terganggu, ritme sirkadian atau jam biologis tubuh kita menjadi kacau, sehingga menyebabkan kesulitan tidur atau kualitas tidur yang buruk. Insomnia yang disebabkan oleh penggunaan gadget dapat menyebabkan kelelahan, penurunan produktivitas, dan masalah kesehatan lainnya seperti gangguan suasana hati, kesulitan berkonsentrasi, dan penurunan fungsi kognitif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun