Mohon tunggu...
Obed Bima Wicandra
Obed Bima Wicandra Mohon Tunggu... Dosen - Pencinta klub Liverpool dan Persebaya

Senang mengoleksi dan membaca buku. Budaya visual, budaya sepak bola, dan estetika adalah wilayah yang banyak ditulisnya. Silakan mampir ke https://rumahresensibukuku.wordpress.com/ untuk membaca resensi atas buku yang telah dibacanya.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Jejak Ingatan Bola bersama Bapak

7 Januari 2021   02:21 Diperbarui: 7 Januari 2021   04:50 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang istimewa hingga kemudian merangkaikanku dengan Persebaya adalah koran Jawa Pos yang dibawanya dari sekolah. Saya masih ingat tentang pengumuman ikut Tret Tet Tet ke Senayan di tahun 1987 itu. Pengumuman besar di halaman depan koran itu menjadi bahan obrolan saya dengan teman-teman. Nama Persebaya sering diucapkan, dan itulah awal bagaimana saya mulai tersentuh oleh Persebaya.

Beberapa kali Bapak mengajak mengikuti pertandingan Persebaya melalui radio. Radio RGS yang frekuensi siarannya agak susah jika diterima di desa saya itu sering bikin Bapak berkali-kali kecewa jika siaran terputus. Susah sinyal, istilah sekarang. Saat RRI mulai pula menyiarkan siaran pandangan mata, kami agak terbantu karena frekuensi lebih mudah diterima. 

Kamar kecil itu menjadi saksi saat kami mendengar penyiar radio teriak-teriak memandu siaran. Saya kadang sambil mijeti Bapak saat bersama-sama "mendengar" Persebaya bertanding. Ibu yang biasanya agak terganggu dengan situasi ramainya saat mendengar radio itu.

Namun suatu ketika justru kakak yang pernah diajak mbonek ke Tambaksari berangkat dari Kediri. Kata kakak, Bapak masuk angin saat pertandingan berlangsung, sehingga memutuskan keluar dari stadion tidak menunggu pertandingan selesai. Keluar dari stadion, Bapak muntah-muntah, katanya.

dokpri
dokpri
Terima kasih, Pak'e, sudah mengenalkan saya pada Persebaya, meski akhirnya sebelum Pak'e meninggal, Persik adalah klub ketiga yang sering diceritakannya, namun bagi saya Persebaya adalah klub cinta pertama.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun