Kegiatan agroindustri di pedesaan memiliki kontribusi penting dalam proses industrialisasi di wilayah pedesaan. Salah satu kegiatan agroindustri di Desa Purwokerto, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri khususnya di Dusun Selomanen adalah industri tahu rumahan. Tahu merupakan produk yang memiliki demand yang tinggi di masyarakat karena tahu merupakan sumber lauk yang memiliki protein tinggi.
Dalam industri pertanian yang efektif dan berkelanjutan terdapat aspek-aspek yang perlu diperhatikan, antara lain :
- Aspek produksi
Aspek produksi mempertimbangkan ketersediaan bahan baku terutama dari kuantitas, kualitas, dan kontinuitas. Pada salah satu industri tahu di Dusun Selomanen, pemilik usaha membeli bahan baku utama berupa kedelai lokal di Desa Branggahan. Kedelai lokal ini dipasok oleh pemilik usaha dalam satu bulan sekali.Â
Dalam sekali memasok bahan baku berupa kedelai lokal, pemilik usaha membeli kedelai lokal sejumlah 1 ton. Setelah mendapatkan bahan baku, proses produksi dapat terlaksana. Proses produksi adalah teknis untuk menghasilkan atau menambah kegunaan suatu barang dengan sumber lain yang tersedia seperti material dan teknologi. Berikut merupakan proses pembuatan tahu di salah satu industri tahu yang ada di Dusun Selomanen.
- 40 kg kedelai lokal direndam menggunakan air bersih dalam waktu 3 jam pada pagi hingga siang hari, tepatnya 3 jam sebelum mulai produksi. Saat direndam, kedelai akan mengembang. Setelah mengembang kedelai akan dicuci dengan air hingga bersih.
- Kedelai yang sudah bersih akan dihancurkan hingga menjadi bubur menggunakan mesin penggiling.
- Setelah menjadi bubur, bubur kedelai akan direbus hingga muncul gelembung-gelembung kecil.
- Bubur kedelai setelah melalui proses perebusan kemudian disaring menggunakan kain penyaring dan ditambahkan asam cuka secara perlahan dan terus diaduk hingga menggumpal.
- Ketika menggumpal, air yang tersisa akan diambil hingga mulai terlihat tahunya, selanjutnya wadahnya ditutup oleh kain dan ditunggu kurang lebih sepuluh menit.
- Setelah menjadi tahu, tahu akan dipotong menjadi segi empat dan dipindahkan di ember.
Meskipun jumlah produksi tidak menentu (tergantung pesanan), industri tahu rumahan ini biasanya memproduksi 8 masakan tiap hari. Dalam 8 masakan, kedelai lokal yang dibutuhkan adalah 40 kg. Jadi dalam 1 masakan, membutuhkan 5 kg kedelai lokal. Pada proses produksi, pemilik usaha memulai produksi pukul setengah sebelas siang. Dalam satu kali masakan membutuhkan waktu satu jam. Proses produksi tahu dilakukan pada hari senin hingga sabtu. Kendala pada proses produksi menurut hasil wawancara dengan pemilik usaha tahu adalah ketika harga kedelai lokal naik menyebabkan bahan baku menjadi mahal sehingga laba yang dihasilkan menurun untuk menutup harga beli bahan baku yang naik.
- Aspek pasar
Aspek pasar memperhatikan permintaan pasar yang berkembang terus menerus. Dalam produksi tahu rumahan ini, jumlah tahu yang diproduksi umumnya diproduksi sesuai pesanan sehingga meminimalisir kerugian yang terjadi. Industri tahu juga memiliki pasar yang cukup terbuka karena permintaan pasar akan tahu yang menjadi sumber protein akan terus terjadi.
- Aspek distribusi
Aspek distribusi harus mempertimbangkan perkembangan pesaing/produk substitusinya. Tahu yang diproduksi oleh industri tahu rumahan ini tidak didistribusikan ke pasar tradisional yang berada di desa tersebut, melainkan kepada toko yang sudah berlangganan sejumlah 8 toko. Pola distribusi yang diterapkan adalah ke pengecer selanjutnya langsung disalurkan ke konsumen untuk diolah atau dikonsumsi. Pola distribusi yang dilakukan oleh industri tahu rumahan ini dapat dilihat pada alur dibawah ini :
Proses distribusi diantarkan oleh produsen ke 8 toko pengecer pada pukul 6 pagi. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik usaha, harga yang dijual ke pengecer adalah Rp 500,00 kemudian untuk harga yang dijual dari pengecer ke konsumen berbeda-beda setiap toko tergantung dari laba yang ingin diperoleh oleh pengecer.
- Aspek teknologi
Teknologi yang digunakan harus mampu berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi yang lebih efisien. Pada proses pembuatan tahu di industri tahu rumahan ini menggunakan alat berupa mesin penggilingan, mesin pompa air, wajan, tempat rebusan, tempat penyaringan, pisau, alat pencetak tahu, dan ember.
- Aspek Manajerial
Aspek manajerial meliputi sumberdaya manusia yang mampu menjalankan proses pertanian industrial secara efisien. Pada industri rumahan tahu yang penulis teliti termasuk industri tahu dalam skala kecil, pemilik usaha dalam menjalankan proses produksi tahu dibantu oleh istrinya. Hal ini dinilai efisien karena tidak perlu membayar pekerja lain sehingga hasil laba dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri.
Demikianlah pembahasan mengenai proses produksi salah satu industri tahu rumahan yang berada di Dusun Selomanen dari awal hingga distribusi sampai ke tangan konsumen. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pemilik usaha memproduksi 40 kg kedelai hingga menjadi 8 ember tahu yang didistribusikan ke 8 toko pengecer yang selanjutnya dari pengecer langsung disalurkan kepada konsumen untuk diolah atau dikonsumsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H