Benar saja. Sambil meminum air putih yang dibawanya perempuan itu menjawab. "Aku Reny." Hanya itu yang terucap. Suaranya sedikit parau. Aku memaklumi. Mungkin hatinya masih terguncang. Aku mengalihkan perhatiannya.
"Ini aku bawa permen. Silahkan. Tidak apa kok." Aku menyodorkan permen. Reny menoleh. Dia julurkan tangannya. Perasaanku jadi lega karena kekakuan Reny sudah mencair.
BAGAIMANA KELANJUTANNYA?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!