"Ya ayah. Vini sekolah dulu. Sudah agak siang." Vini bergegas. Ia tak lupa mencium tangan ayahnya mohon pamit.
Pak Jajak menatap anaknya. Ia kawatir juga pada putrinya yang kian dewasa. Parasnya yang lumayan cantik, pasti banyak lelaki yang suka. Tapi Vini sadar keadaan keluarga yang serba kurang, sehingga Vini tidak pernah bikin masalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!